Bakoel Koffie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
Sejarah Bakoel Koffie dimulai pada abad ke-19, ketika seorang imigran dari Cina Selatan, tepanya Guangdong, yang bernama Liaw Tek Sun (Liau Tek Siong)dan istrinya yang merupakan pendudukan Indonesia asli mendirikan sebuah warung nasi. Berlokasi di Molenvliet Oost (sekarang Jalan Hayam Wuruk 56/57), warung nasi tersebut ramai dikunjungi oleh pengayuh becak. Dikarenakan letak warung tersebut yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya, maka warga lebih sering mengenalnya dengan sebutan "Warung Tinggi". Sejak tahun 1987, tamu-tamu yang datang lebih menyukai kopi yang dijual Liaw Tek Sun dibandingkan masakan di warung tersebut.<ref name="jkt">[http://www.jakarta.go.id/jakv1/encyclopedia/detail/3552 Warung Tinggi], Jakarta.go.id - Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta.</ref>
 
Sejak lama, Liaw Tek Sun membeli biji kopi dari seorang wanita yang membawanya dengan bakul. Liaw Tek Sun menggunakan kayu bakar untuk memanggang biji kopi tersebut dan menyeduhnya untuk para tamu. Di tahun 1927, Liaw Tek Sun menyerahkan usaha keluarga tersebut ke anaknya Wudjan Widjaja (Liauw Sim Yao) dan mendirikan pabrik kopi pertama di Weltevreden yang dinamakan Tek Sun Ho, Eerstee Weltrever-denschee Koffiebranderij.<ref name="ugm">[http://luk.staff.ugm.ac.id/itd/Batavia/03.html Molenvliet Tempo Doeloe (1/2)], UGM. Diakses pada 9 Agustus 2013.</ref> Para pelanggan toko kopi ini telah meluas, tidak hanya penduduk lokal dan Tionghoa, tetapi juga orang Belanda, Arab, dan Jepang.
 
Di tahun 1938, ketika Tek Sun Ho merayakan ulang tahun ke-60, toko teresebut telah mengambangkan metode memanggang biji kopi dengan ''rotating drum'' tetapi tetap menggunakan kayu bakar. Perayaan ulang tahun tersebut diisi dengan memberikan makanan enak kepada pengunjung dan mereka juga boleh meminum kopi sebanyak yang mereka inginkan. Pada tahun yang sama, Wudjan Widjaja juga berhasil mengekspor kopi ke Belanda untuk pertama kalinya.