Dinamakan Nasinasi Gandulgandul karena pada awalnya penjual masakan ini membawa barang dagangannya dengan cara di pangguldipanggul dengan mengunakan [[bambu]] yang di ujung ujung bambu itu di ikatkandiikatkan bakul [[nasi]] pada satu sisi dan kuali tempat kuah pada sisi yang lain, sehingga saat penjual masakan ini berjalan memanggul bambu ini di pundaknya untuk menjajakan masakannya, kedua sisi bambu ini bergantungan bakul nasi dan kuali kuah secara menggantung (GANDULgandul).
Pada awalnya penjual Nasinasi Gandulgandul ini berasal dari desa Gajah[[Gajahmati, MatiPati, Pati|Gajahmati]], [[Pati]]; itulah sebabnya sering ditemui kata-kata Nasi Gandul Gajah Mati. Walaupun pada akhirnya banyak ditemui penjual Nasinasi Gandulgandul yang tidak berasal dari desa Gajah MatiGajahmati tetap menuliskan kata desa Gajah MatiGajahmati pada spanduk tempat makan mereka.
== Cara Penyajian ==
Cara penyajian Nasinasi Gandulgandul ini tergolong unik, karena dalam penyajiannya piring di alasidialasi dengan [[daun pisang]]. Makannya juga tidak menggunakan [[sendok]], melainkan [[suru]], yaitu daun pisang yang dipotong memanjang dan di lipatdilipat dua untuk digunakan sebagai penganti sendok. Namun biasanya para penjual Nasinasi Gandulgandul tetap menyediakan [[sendok]] maupun [[garpu]] untuk persiapan apabila pembeli tidak dapat menggunakan suru.
Saat membeli Nasinasi Gandulgandul biasanya hanya akan mendapatkan nasi putih +ditambah kuah Gandulgandul dengan sedikit potongan [[daging sapi]]. Apabila lauk yang telah diberikan dianggap tidak cukup, pembeli dapat meminta tambahan lauk kepada penjual. Biasanya tambahan lauk yang tersedia pada Nasinasi Gandulgandul adalah: [[tempe]] goreng, [[perkedel]], [[telor bacem]], daging sapi, dan [[jerohan]] sapi. Tambahan lauk ini dapat di potongdipotong kecil-kecil sesuai dengan permintaan pembeli.