Tuan Guru Haji Makmun: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Nama lengkapnya TGH. Makmun bin Abdul Wahid bin Abdul Karim bin Abdur Razak bin Mahmud Karim bin Abdurrahman. Ia adalah seorang ulama yang menjadi guru [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] terkemuka di Lombok pada dekade pertengahan abad ke-20. Beliau diperkirakan lahir tahun 1874 M dan wafat pada bulan Januari tahun 1947 (Shafar 1366 H).<ref name="test">[http://www.goodreads.com/book/show/7995188-tarekat-naqsyabandiyah-di-indonesia Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia Published August 1992 by Mizan ], Martin van Bruinessen.</ref><br />
Pada usia remaja, menjadi salah satu panglima perang pada masa perang Congah Praya II dimana rakyat sasak Lombok melakukan perlawanan terhadap pendudukan Kerajaan Karangasem Bali pada tahun 1891-1894 <ref name="Dutch intervention in Lombok and Karangasem">[http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Dutch_intervention_in_Lombok_and_Karangasem ], Dutch intervention in Lombok and Karangasem.</ref> dan melahirkan nama besar [[Guru Bangkol]] alias Mamiq Semail sebagai tokoh intelektual dibalik peperangan tersebut. Para sarjana sejarah menyebut keterkaitan [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]] dengan perang tersebut lantaran Guru Bangkol saat itu menjadi guru [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]].<br />
TGH. Makmun menjadi mursyid setelah menerima ijazah irsyadah (kemursyidan) dari TGH. Sidiq Karangkelok Mataram. TGH. Sidiq Karangkelok adalah salah satu khalifah Syeikh Abdul Karim Banten. Sementara Syeikh Abdul Karim Banten adalah murid dari [[Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi|Syekh Ahmad Khatib Sambas]], pendiri [[Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah]]. <br />
|