Santet: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 5:
Disebut secara umum sebagai '''[[Teluh]]''' ([[Ilmu hitam]]) oleh [[Suku Sunda]], hal ini sudah dikenal sejak zaman dahulu<ref name="sumber1">[http://www.indospiritual.com/artikel_tips-meredam-teluh-braja.html Tips meredam Teluh Braja](diakses 5 November 2011)</ref>. Tapi hingga kini misteri itu belum (dan sulit) diungkap<ref name="sumber1"/>. Sejalan dengan kemajuan zaman, santet berkembang jadi lebih canggih<ref name="sumber1"/>. Bahkan seperti dalam era digital, santet pun ada yang diklasifikasi sebagai santet ''krah putih''<ref name="sumber1"/>. Melibatkan kalangan atas dengan cara yang modern dan canggih<ref name="sumber1"/>.
Santet atau sihir dalam bahasa Arab dinamakan ainun saqhirah, atau sesuatu yang menyilaukan mata<ref name="sumber1"/>. Lebih jauh, bermakna ''menakjubkan''<ref name="sumber1"/>. Atau sebuah kemampuan luar biasa yang sulit diterima akal sehat<ref name="sumber1"/>.
Di [[Jawa]], ada beberapa jenis tanaman bisa menangkal datangnya teluh braja sehingga tidak memakan korban<ref name="sumber1"/>. Dengan menanam pohon [[pepaya]] di muka rumah, bisa mengalihkan datangnya teluh braja ke pohon tersebut. Sehingga si empunya rumah selamat dari serangan guna-guna atau santet.
Kalau memang sedang mendapat ancaman serangan santet, ada lagi kiat untuk menangkalnya. Yakni dengan membawa [[merang padi ketan hitam]] ke mana pun pergi. Menurut paranormal, merang padi ketan hitam memiliki ''power positif'' untuk mentralisir ilmu santet.Bila seseorang terancam santet dipersilakan selalu tidur di atas [[lantai]]<ref name="sumber1"/>. [[Tanah]] atau [[bumi]] dinilai memiliki ''energi positif''<ref name="sumber1"/>. Itulah maka tidak ada [[gendruwo]] atau [[lelembut]] yang ''berani'' menginjak bumi, sebab akan terasa panas<ref name="sumber1"/>. Santet, biasanya bergerak sekitar [[50 cm]] di atas permukaan tanah<ref name="sumber1"/>. Maka bila seseorang tidur di atas lantai, tidak mungkin terkena ''tembakan'' santet<ref name="sumber1"/>.
|