Buniayu, Tambak, Banyumas: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
'''Buniayu''' adalah sebuah [[Desa]] di [[Kecamatan]] [[Tambak, Banyumas|Tambak]], [[Kabupaten Banyumas|Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang berlokasi di sisi paling timur dari Kabupaten Banyumas dan berbatasan langsung dengan [[Kabupaten Kebumen]].
Desa Buniayu tergolong sebagai desa agraris karena sebagian penduduknya berpencaharian sebagai petani.
==Kondisi geografis==
Wilayah Desa Buniayu berbukit-bukit serta bertanah subur karena diapit oleh dua sungai kecil, yaitu Sungai Ijo dan Sungai Manggis.
==
Mayoritas penduduk Desa Buniayu adalah petani, sementara sebagian kecil adalah PNS dan wirausahawan. Namun, sebagian besar pemudanya pergi merantau ke kota-kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya di Sumatera, Kalimantan, dan Bali. Sebagian juga bekerja sebagai TKI di mancanegara. Para perantau sangat memberikan sumbangan terhadap kemajuan perekonomian Desa Buniayu.
===Pertanian===
Baris 28 ⟶ 30:
==Administrasi==
===Lokasi===
Lokasi desa ini berada di jalur utama
Desa Buniayu dilewati lintasan Kereta Api jalur selatan. '''Terowongan Ijo''' yang pernah di pakai sebagai lokasi syuting film [[Kereta Api Terakhir]] hanya berjarak sekitar 50 meter dari tepi timur desa.
===Pembagian wilayah===
Desa Buniayu terbagi dari empat ''grumbul'' (dukuh), yaitu Bengkek, Binayu, Gandu, dan Guntur. Dukuh Gandu merupakan dukuh yang paling padat dan maju, sementara tiga dusun yang lain terlihat timpang pembangunannya.
{| class="Tabel Kategori Jumlah Penduduk"
Baris 47 ⟶ 51:
| 4. || Binayu || jiwa || Padat
|}
tp agak miris kelihatannya dibanding wilayah sekitar yang notabene mempunyai kedudukan yang sama tapi tingkat perkembangannya berbeda jauh,dari
===Perangkat desa===
Baris 57 ⟶ 63:
===Transportasi dan komunikasi===
[[File:Buniayu.jpg|left|thumb|Kondisi jalan Desa Buniayu]]
Jalan di desa Buniayu sebagian sudah beraspal.
Desa Buniayu sudah memiliki saluran listrik dan telepon.
===Kesehatan===
Baris 63 ⟶ 71:
===Pendidikan===
[[Berkas:Sd n 3 buniayu.jpg|left|300px|thumb|Bangunan SDN Buniayu 3]]
Desa Buniayu memiliki fasilitas pendidikan berupa tiga SD Negeri, yaitu SDN Buniayu 1 sampai 3. Selain itu, juga tersedia satu TK dan satu SMP Swasta serta Pondok Pesantren.
SDN Buniayu 1 termasuk ke dalam SD favorit hingga ke tingkat Kabupaten Banyumas.
Para santri di Pondok Pesantren Miftahul Falah juga berasal dari desa-desa sekitar. Sebagian juga berasal dari luar [[Pulau Jawa]], misalnya Palembang dan Lampung. Pendidikan yang diberikan setingkat dengan SLTP.
===Keagamaan===
Tempat ibadah yang tersedia adalah lima Masjid Jami'e.
==Legenda==
Penduduk Desa Buniayu memiliki banyak cerita rakyat yang turun-temurun. Misalnya adalah legenda Panembahan Perawan Sunti yang konon menyatakan bahwa di Desa Buniayu akan selalu ada pemuda ataupun pemudi yang tidak menikah dalam satu masa.
===Asal mula nama Buniayu===
{{kelurahan-stub}}▼
▲Legenda dari Buniayu cukup unik, Kata Buniayu berasal dari kata "Ibune + Ayu" = Ibunya Cantik, Kecantikannya begitu mempesona. Buniayu, sebutan ini awalnya adalah dari para pengagum sang pemimpin desa ini dimasa awal, seorang Ibu pemimpin yang rela untuk tidak menikah demi memimpin sebuah desa. Ibu inilah yang kemudian disebut "Perawan Sunti" atau Perawan Suci. Seorang gadis yang bertahan hidup tanpa menikah hingga akhir hayatnya, dan tetap mempertahankan kesuciannya.
Konon Ibu Sunti ini adalah anak dari "Mbah Buyut Lekor". Mbah Buyut Lekor merupakan orang yang pertama kali babat desa Buniayu. Kepemimpinan Ibu Sunti tidak perlu diragukan lagi. Seorang Pemimpin Desa yang begitu bijaksana namun tegas dalam bersikap, rela mengorbankan kehidupannya demi warga desanya. Ibu Sunti begitu mempesona, keliling desa naik kuda menyambangi warganya.
Baris 88 ⟶ 93:
Ibu Sunti tidak ingin anak cucunya tidak menikah karena sakit hati, Ibu Sunti tidak menikah karena perjuangannya dan lebih mementingkan warga desanya daripada dia menikah dan meninggalkan warga yang dicintainya. "Ibu Sunti tidak menikah bukan karena patah hati atau kecewa dengan Lelaki" Makanya Ibu Sunti tidak rela kalo anak cucunya ada yang tidak nikah. Mitos bahwa akan ada yang meneruskan perjuangan dalam bidang sosial itu mungkin benar adanya. Mengorbankan diri sendiri untuk tidak menikah dan menjadi perawan sunti adalah suatu pilihan. Kita harus menghormatinya, asal bukan karena alasan sakit hati lalu tidak menikah. Ibu Sunti sangat membencinya, dan itu tidak bisa dijadikan alasan. Pesannya : "Biarlah Ibu sendiri yang menjadi perawan suci hingga akhir hayat".
1. Cerita perseteruan antara Mbah Buyut Lekor dengan Ki Tambak Waringin, ▼
2. Perjanjian tapal batas "Jati Teken" antara Mbah Buyut Lekor dan Ki Tambak Waringin. ▼
3. Kisah Sebrang Kulon dan Sebrang Wetan dan Mitos Larangannya.▼
4. Sejarah Kendil Wesi.▼
5. Ritual Limolasan di Talang, setiap bulan purnama di bulan Sya'ban, menjelang Ramadhan.▼
▲tp agak miris kelihatannya dibanding wilayah sekitar yang notabene mempunyai kedudukan yang sama tapi tingkat perkembangannya berbeda jauh,dari segi ekonomi desa buniayu masih kurang adanya campur tangan dari pihak pemerintah daerah setempat, kemajuan perekonomian di buniayu lebih banyak atas usaha pribadi warganya yang merantau ke luar daerah bahkan sampai ke luar negri,sedang pemerintah daerah setempat kurang adanya penjembatanannya
===Ritual Limolasan di Talang===
▲
http://rakyatbuniayu.blogspot.com/▼
==Pranala luar==
▲*[http://rakyatbuniayu.blogspot.com/ Blog warga Desa Buniayu]
▲{{kelurahan-stub}}
|