Abimanyu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Rian asw (bicara | kontrib)
Baris 18:
Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuda setelah sebelumnya seluruh saudaranya mendahului gugur, pada saat itu ksatria dari Pihak Pandawa yang berada dimedan laga dan menguasai gelar strategi perang hanya 3 orang yakni [[Werkodara]], [[Arjuna]] dan Abimanyu. [[Gathotkaca]] menyingkir karena [[Karna]] merentangkan senjata Kuntawijayandanu. Wrekudara dan Arjuna dipancing oleh satria dari pihak [[Kurawa]] untuk keluar dari medan pertempuran, maka tinggalah Abimanyu.
 
Ketika tahu semua saudaranya gugur Abimanyu menjadi lupa untuk mengatur gelar perang, dia maju sendiri ketengah barisan Kurawa dan terperangkap dalam formasi Chakra Vyuha, formasi mematikan yakni menyerbu musuh dari berbagai penjuru dan mengurungnya dalam sebuah lingkaran sepasukan bersenjata. Tak menyiakan kesempatan untuk bersiap-siap, [[Kurawa]] menghujani senjata ketubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya (dalam pewayangan digambarkan lukanya ''"arang kranjang"'' (banyak sekali) dan Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata ditubuhnya). sebagai risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Utari bahwa dia masih belum punya istri dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk berbagai senjata ketika perang Bharatayuda, padahal ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari.
 
Dengan senjata yang menancap diseluruh tubuhnya sehingga dia tidak bisa jalan lagi tidak membuat Abimanyu menyerah dia bahkan berhasil membunuh putra mahkota [[Astina]] (Lesmono Mondrokumoro) dengan melemparkan keris Pulanggeni setelah menembus tubuh 4 prajurit lainnya, pada saat itu pihak kurawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu harus memutus langsang yang ada didadanya, kemudian Abimanyupun gugur oleh gada Kyai Glinggang/Galih Asem milik [[Jayadrata]], satria Banakeling.