Gingivitis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Drg.AdiPratama (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''''Oleh: Adi Pratama (FKG UGM'')''' '''Gingivitis''' merupakan perubahan patologis yang disertai adanya tanda-tanda inflamasi. Gingivitis dapat kita kenal dengan is...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Drg.AdiPratama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3:
'''Gingivitis''' merupakan perubahan patologis yang disertai adanya tanda-tanda inflamasi. Gingivitis dapat kita kenal dengan istilah gusi bengkak atau gusi yang meradang. Miroorganisme mampu menghasilkan produk berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan pada epitel dan sel – sel jaringan penghubung (conective tissue ) seperti halnya unsur – unsur pokok interseluler yaitu : colagen, faktor pertumbuhan dan glikolis.
 
Hasil pelebaran dari sel-sel junctional epitelium pada awal terjadinya gingivitis adalah merupakan tempat masukknya agen yang berbahaya yang berasal dari bakteri atau bakteri itu sendiri akan menyebar ke jaringan penghubung .
 
Gingivitis terdiri dari 3 tahap :
.
'''Gingivitis terdiri dari 3 tahap :'''
 
Gingivitis tahap I
 
Gingivitis tahap II
 
Gingivitis tahap III
 
'''GINGIVITIS TAHAP I'''
 
Terjadi pelebaran pembuluh darah hal ini merupakan awal terjadinya gingivitis, akan tetapi secara klinis belum terlalu jelas (sub klinis). Gambaran histologi : leukosit dan netrofil PMN meninggalkan kapiler dengan cara bermigrasi melewati dinding kapiler sehingga jumlahnya meningkat pada jaringan penghubung Junctional epitelium dan sulcus gingiva.
 
'''GINGIVITIS TAHAP II'''
 
Tanda klinis: Adanya kemerahan ( hiperemi sudah terlihat ) terjadinya pendarahan pada saat probing .
Histologi : infiltrasi leucosit dalam jaringan konektive dibawah junctional epitelium leukasit +_ 75% dan netrofil yang bermigrasi sebagai mana juga sel-sel plasma.
 
'''GINGIVITIS TAHAP III'''
 
Bertambah beratnya lesi inflamasi, aliran darah bertambah lambat, warna gingiva menjadi merah kebiruan. Perbedaan gingivitis tahap II dan III
#Bertambah beratnya lesi inflamasi, aliran darah bertambah lambat, warna gingiva menjadi merah kebiruan. Perbedaan gingivitis tahap II dan III meningkatnya jumlah sel plasma yang berubah menjadi sel inflamasi sel plasma akan menginvasi ke konective tissue tidak hanya dibawah junctional epitelium , akan tetapi ke jaringan yang lebih dalam sekitar pembuluh darah terjadinya pelebaran pada junctional epitelium dan pada ruangan interseluler diisi dengan granuler seluler yaitu lisosom yang berasal dari netrofil yang hancur, limfosit dan monosit, lisosom ini mengandung asam hidrolase yang dapat merusak komponen jaringan. Aktivitas genolitic meningkat pada inflamasi jaringan gingiva oleh enzim kologenase. Enzim kologenase ini secara normal terdapat pada jaringan gingiva yang dapat di produksi oleh beberapa bakteri yang berada di dalam mulut dan oleh PMN
 
'''Gingivitis dapat dibagi :'''
 
'''a. Menurut durasinya :'''
1. Gingivitis akut
 
'''1. Gingivitis akut'''
 
Adalah suatu kondisi yang sangat nyeri datang tiba-tiba dan durasi waktu yang singkat.
 
'''2. Gingivitis subakut'''
 
Merupakan fase lebih ringan dari gingivitis akut.
 
'''3. Gingivitis rekuren'''
 
Adalah gingivitis yang muncul kembali setelah dirawat / hilang dengan sendirinya kemudian muncul kembali
 
'''4. Gingivitis kronis'''
 
Yaitu : gingivitis yang munculnya perlahan-perlahan, durasi lama, tidak begitu nyeri kecuali bila disertai eksaserbasi akut. Gingivitis kronis merupakan tipe yang paling sering dijumpai.
 
'''b. Menurut penyebarannya :'''
 
Gingivitis lokalis : mengenai 1 gigi / sekelompok gigi
 
Gingivitis general : dapat mengenai seluruh gigi
 
Gingivitis marginalis : mengenai marginal gingiva dan juga sebagian attach gingiva.
 
Gingivitis papillari : melibatkan papilla interdental sering meluas ke marginal gingiva. Papilla interdental yang paling sering diserang terutama peradangan bila dibandingkan marginal gingiva.
 
Gingivitis difuse : yang terserang marginal, attache, papilla interdental.
 
 
'''TANDA KLINIS GINGIVITIS'''
 
1. Adanya pendarahan pada gingiva
 
2. Perubahan warna gingiva
 
3. Perubahan tekstur pemukaan gingiva
 
4. Perubahan posisi dari gingiva : resesi dan attofi gingiva
 
5. Perubahan kontur dari gingiva
 
6. Adanya rasa nyeri
 
Baris 50 ⟶ 77:
 
Perdarahan pada gingiva dapat disebabkan oleh ;
 
1. Faktor lokal
 
2. Faktor sistemik
 
Baris 56 ⟶ 85:
 
'''Adanya inflamasi kronis'''
 
Perdarahan yang bersifat kronis dan rekuren dapat diperperah oleh adanya trauma mekanik , misalnya : menyikat gigi, food impaksi, mengigit makanan yang keras, bruxism.
 
'''Perdarahan yang bersifat akut'''
 
Terjadinya oleh karena adanya perlukaan dapat pula terjadi secara spontan pada penyakit gingiva yang akut perdarahan oleh perlukaan terjadinya oleh adamya laserasi gingiva oleh bulu sikat gigi pada saat penyikatan yang agresif. Bagian tajam dari makanan yang keras dapat menyebabkan perdarahan tanpa adanya penyakit gingivalis. Terbakarnya gingiva oleh makanan yang panas , bahan kimia. Perdarahan spontan atau perdaranan pada ransangan ringan terjadinya pada ANUG.
 
'''Faktor Sistemik'''
 
Yaitu dipicu oleh adanya factor mekanik akan tetapi terjadi secara spontan yang sulit dikontrol kelainan vaskuler ( defisiensi vitamin c ), adanya alergi. gangguan platelet (idiopatik trombasitopenia purpura), trombasitopenia purpura perlukaan pada sumsum ), hipoprotrombinemia ( defisiensi vitamin k ), akibat penyakit lever kelainan pembekuan (hemafilia , leukemia ) . Kekurangan platelet tromboplastik faktor ( PF III ) akibat oleh uremia, , post rubella purpura pemberian obat secara berlebihan misalnya : salisilat, heparin, antikoagulan.
 
'''Perubahan warna pada gingiva'''
 
Merupakan tanda klinis yang penting. warna normal oral pink, yang memiliki jaringan vaskuler yang dimodifikasi oleh jaringan ikat yang melapisinya. Oleh karena gingiva akan menjadi :
 
Warna merah apabila :
 
1. Adanya peningkatan vaskularisasi.
 
2. Derajat keratinisasi epitel berkurang / hilang
 
Warna lebih pucat apabila :
 
1. Vaskularisasi tereduksi akibat adanya jaringan.
 
2. Peningkatan keratinisasi epitel.