Yahudi-Yaman: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 23:
Orang Yahudi Yaman memiliki tradisi keagamaan yang unik, yang memisahkan mereka dari kaum [[Yahudi Ashkenazi]], [[Sefardim]] dan kelompok Yahudi lainnya. Masih diperdebatkan apakah mereka bisa disebut sebagai "[[Yahudi Mizrahi]]", karena kebanyakan kelompok Mizrahi lainnya selama beberapa abad terakhir ini sudah mengalami proses asimilasi total atau sebagian dengan budaya dan liturgi [[Sefardim]]. Meskipun sub-kelompok Shami di dalam komunitas Yahudi Yaman memang sudah mengambil ritus agama yang dipengaruhi budaya Sefardim, ini dikarenakan alasan teologis dan tidak mencerminkan pergeseran demografis atau budaya.
== Sejarah
Ada banyak kisah dan legenda mengenai asal mula kedatangan orang Yahudi di berbagai wilayah Arabia Selatan, termasuk Yaman. Salah satu legenda mengisahkan bahwa [[Raja Salomo]] mengirimkan para pelaut/pedagang Yahudi ke Yaman untuk mencari emas dan perak yang digunakan untuk menghiasi [[Bait Salomo|Bait Suci]] di [[Yerusalem]].<ref>Jewish Communities in Exotic Places," oleh Ken Blady, Jason Aronson Inc., 2000, halaman 7</ref> Pada tahun 1881, wakil konsulat Perancis di Yaman menulis kepada para pemimpin Sekutu di Perancis, bahwa dalam buku karya sejarawan Arab Abu-Alfada yang dibacanya, dinyatakan bahwa orang Yahudi Yaman menetap di daerah tersebut pada tahun 1451 SM.<ref>Economic and Modern Education in Yemen (Education in Yemen in the Background of Political, Economic and Social Processes and Events, by Dr. Yosef Zuriely, Imud and Hadafasah, Jerusalem, 2005, halaman 2</ref> Legenda lain mengatakan bahwa suku-suku Yaman berpindah agama masuk [[Yudaisme]] setelah Ratu [[Syeba]] melakukan kunjungan kepada [[raja Salomo]].<ref>Ken Blady (2000), Jewish Communities in Exotic Places, Jason Aronson Inc., halaman 32</ref> Orang "Yahudi Sanait" memiliki legenda bahwa nenek moyang mereka menetap di Yaman 42 tahun sebelum kehancuran [[Bait Salomo|Bait Suci yang Pertama]]. Dikatakan bahwa di bawah pimpinan nabi [[Yeremia]] sekitar 75.000 orang Yahudi, termasuk para imam dan [[orang Lewi]], berpindah ke Yaman.<ref>''A Journey to Yemen and Its Jews''," by Shalom Seri and Naftali Ben-David, Eeleh BeTamar publishing, 1991, halaman 43</ref> Ada pula legenda yang menyatakan bahwa ketika imam [[Ezra]] memerintahkan orang Yahudi untuk kembali ke [[Yerusalem]] mereka tidak mematuhi perintahnya, sehingga kemudian ia mengeluarkan suatu "''Herem''" ("larangan") atas mereka. Menurut legenda ini, sebagai hukuman atas tindakannya yang gegabah, [[Ezra]] ditolak pemakamannya di tanah Israel. Akibat tradisi lokal yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya dalam sejarah ini, dikatakan bahwa tidak ada orang Yahudi Yaman yang memberikan nama "Ezra" kepada anaknya, meskipun semua nama lain dalam [[Alkitab Ibrani]] boleh digunakan. Orang Yahudi Yaman mengklaim bahwa Ezra mengutuk mereka menjadi orang miskin karena tidak mengindahkan panggilannya. Hal ini tampaknya telah menjadi kenyataan di mata beberapa orang Yaman, bahwa mayoritas Yahudi Yaman sangat miskin. Namun, sejumlah orang bijak asal Yaman di Israel sekarang dengan tegas menolak kisah ini dan menganggapnya hanya suatu mitos, bahkan merupakan suatu hujatan.<ref>"The Jews of Yemen", in ''Yemen: 3000 Years of Art and Civilization in Arabia Felix'', edited by Werner Daum, page 272: 1987</ref>
=== Abad ke-2 sampai ke-6 Masehi ===
Catatan arkeologi yang mengacu pada Yudaisme di Yaman mulai muncul selama kekuasaan Kerajaan Himyarite.<ref name="Le Museon, 3-4, 1953, P.299">Le Museon, 3-4, 1953, P.299</ref> Berbagai prasasti dengan tulisan Musnad (abjad Arabia selatan) dari abad ke-2 Masehi mencatat pembangunan sinagoga-[[sinagoga]] (rumah-rumah ibadat Yahudi) yang diizinkan oleh Raja Himyarite.<ref>Christian Robin: Himyar et Israël. In: Académie des inscriptions et belles lettres (eds): Comptes-Rendus of séances de l'année 2004th 148/2, page 831-901. Paris 2004</ref> Orang Yahudi menjadi sangat banyak dan kuat di bagian selatan Arab, tanah yang kaya dan subur akan kemenyan dan rempah-rempah serta sebuah jalan utama pada rute ke [[Afrika]], [[India]], dan negara-negara [[Asia Timur]]. Suku-suku di Yaman tidak menentang kehadiran Yahudi di negeri mereka.<ref>[http://www.thefreelibrary.com/The+Jewish+Kingdom+of+Himyar+(Yemen)%3A+Its+Rise+and+Fall.-a063842699 The Jewish Kingdom of Himyar its rise and fall last retrieved dec 11 2012]</ref> Pada tahun 516, terjadi kerusuhan antar suku dan beberapa pemimpin suku berjuang untuk meraih kekuasaan. Salah satu pemimpin itu adalah '''Joseph Dhu Nawas''' atau '''Yousef Asa'ar''' sebagaimana disebutkan pada prasasti kuno di selatan Arab. Yousef adalah seorang Yahudi.<ref>Terjemahan dalam: "The Chronicle of Zuqnin". Diterjemahkan dari [[bahasa Suryani]] dengan catatan dan kata pengantar oleh Amir Harrak (= Sumber-sumber abad pertengahan dalam terjemahan. 36). Pontifical Institute of Medieval Studies, Toronto 1999, S. 78-84. Band III, Halaman 78-84.</ref> Sumber-sumber [[Siria]] dan [[Bizantium]] mengklaim bahwa Yousef memperjuangkan diri karena [[orang Kristen]] di Yaman menolak untuk meninggalkan [[Kekristenan]], yang menurut sejumlah ahli tidak mungkin karena Yudaisme bukan agama misionaris, dan diyakini bahwa sumber dari Siria tersebut mencerminkan kebencian besar terhadap orang Yahudi.<ref>Isidore Singer, Cyrus Adler.The Jewish encyclopedia : a descriptive record of the history, religion, literature, and customs of the Jewish people from the earliest times to the present day (1901) volume 4 p.563</ref> Bagaimanapun juga, prasasti-prasasti yang didokumentasikan oleh Yousef sendiri menunjukkan kebanggaannya setelah menyatakan membantai lebih dari 22.000 orang Kristen di [[Zafar]] dan [[Najran]].<ref>Jacques Ryckmans,La persécution des chrétiens himyarites au sixième siècle Nederlands Historisch-Archaeologisch Inst. in het Nabije Oosten, 1956 pp 1-24</ref>
Baris 32 ⟶ 33:
Ada dua tarikh yang diberikan dalam "surat Simeon dari Beit Aršam". Satu tarikh menempatkan tulisan itu pada bulan [[Tammuz]] tahun ke-830 [[Aleksander Agung|Aleksander]] (518/519 M), dari kamp GBALA ("Jebala"), raja ‘SNYA ("Ghassanid" atau klan "Gassan"), di mana ia menceritakan peristiwa yang terjadi di Najran. Sementara ada tarikh lain yang menempatkan komposisi surat itu pada "tahun 835" (523/524 M). Surat itu hanyalah salinan dalam bahasa Suryani dari surat aslinya. Salinan itu dibuat pada tahun 1490 dari Era Seleukus (= 1178-1179 M). Sekarang, umumnya disetujui bahwa tarikh 523/524 M adalah yang tepat, karena dikonfirmasi oleh "Martyrium Arethae", juga melalui catatan epigrafi, yaitu prasasti Sabaean yang ditemukan di [[Asir]], [[Arab Saudi]] (Bi’r Ḥimâ), difoto oleh J. Ryckmans dalam "Ry 507, 8 ~ 9" dan oleh A. Jamme dalam "Ja 1028", yang menunjukkan tahun Sabaean kuno "633" untuk peristiwa tersebut (yang dikatakan bersesuaian dengan tahun 523 M).
Kaisar Byzantium Justinian I
<!--==Hubungan Yahudi - Muslim di Yaman
Sebagai golongan ''[[
Kelompok Zaidi memberlakukan undang-undang yang dikenal sebagai "Dekrit anak yatim" (''Orphan's Decree''), berdasarkan tafsiran hukum abad ke-18 mereka sendiri dan mulai diberlakukan pada akhir abad itu. Undang-undang ini mewajibkan negara Zaidi untuk memberi perlindungan dan mendidik dengan cara Islam setiap anak [[dhimmi]] (non-muslim ) yang orang tuanya telah meninggal ketika ia masih di bawah umur. Keputusan ini diabaikan selama pemerintahan Ottoman (1872-1918), tetapi dijalankan lagi selama periode Imam Yahya (1918-1948 ).<ref>''The Jews of the Middle East and North Africa in Modern Times'', by Reeva Spector Simon, Michael Menachem Laskier, Sara Reguer editors, Columbia University Press, 2003, page 392</ref>
Di bawah pemerintahan Zaidi , orang-orang Yahudi dianggap suci , dan karena itu dilarang menyentuh seorang Muslim atau makanan Muslim . Mereka diwajibkan untuk merendahkan diri di hadapan seorang Muslim , untuk berjalan ke sisi kiri , dan menyapa dia dulu . Mereka tidak bisa membangun rumah lebih tinggi dari seorang Muslim atau naik unta atau kuda , dan ketika mengendarai keledai atau unta , mereka harus duduk ke samping . Setelah memasuki kuartal Muslim seorang Yahudi harus melepaskan alas kaki dan berjalan tanpa alas kaki . Jika diserang dengan batu atau tinju oleh pemuda Islam , Yahudi tidak diizinkan untuk membela diri . Dalam situasi semacam itu, ia memiliki pilihan untuk melarikan diri atau mencari intervensi oleh pejalan kaki Muslim yang penyayang/toleran .<ref>Jewish Communities in Exotic Places," by Ken Blady, [[Jason Aronson]] Inc., 2000, page 10</ref>
|