Anaphalis javanica: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
| status = CR | status_system = iucn3.1
|image = Bunga Senduro.JPG
|image_caption = ''Anaphalis javanica'' (Javanese Edelweiss), di kawasan "Taman Nasional Bromo Tengger Semeru" disebut "Bunga Senduro"".
|regnum = [[Plantae]]
|unranked_divisio = [[Angiosperms]]
Baris 15:
'''''Anaphalis javanica''''', yang dikenal secara populer sebagai '''Edelweiss jawa''' (''Javanese edelweiss'') atau '''Bunga Senduro''', adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi [[Nusantara]].<ref name="WILDINDONESIA">{{cite book
| last =Whitten | first =Tony and Jane | authorlink = | coauthors = | title =Wild Indonesia: The Wildlife and Scenery of the Indonesian Archipelago | publisher =New Holland | date =1992 | location =United Kingdom | pages =page 127
| isbn = 1-85368-128-8}}</ref> Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 mmeter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 mmeter. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka.
 
''Edelweis'' merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus<ref name="WILDINDONESIA"/> , sangat disukai oleh serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, [[kupu-kupu]], [[lalat]], [[tabuhan]], dan [[lebah]] terlihat mengunjunginya.
[[Berkas:Javanese Edelwiss at Mount Bromo.jpg|thumb|left|250px|''Anaphalis javanica'' ("Javanese Edelweiss") dijual oleh warga Bromo setelah diberi warna.]]
 
Jika tumbuhan ini cabang-cabangnya dibiarkan tumbuh cukup kokoh, edelweis dapat menjadi tempat bersarang bagi burung [[tiung batu licik]] ''Myophonus glaucinus''. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekedar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari [[Taman Nasional Gunung Gede Pangrango]], yang merupakan salah satu tempat perlindungan terakhir tumbuhan ini. Dalam batas tertentu dan sepanjang hanya potongan-potongan kecil yang dipetik, tekanan ini dapat ditoleransi. Di [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]], tumbuhan ini dinyatakan punah.<ref>[http://dlc.dlib.indiana.edu/archive/00001914/00/Hakim_Luchman.pdf dlc.dlib.indiana.edu]</ref>
 
[[Berkas:Javanese Edelwiss at Mount Bromo.jpg|thumb|left|250px|''Anaphalis javanica'' ("Javanese Edelweiss") dijual oleh warga Bromo setelah diberi warna.]]
Sayangnya keserakahan serta harapan-harapan yang salah telah mengorbankan banyak populasi, terutama populasi yang terletak di jalan-jalan setapak. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.