Thibbun Nabawi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
+ |
|||
Baris 77:
== Selainnya ==
Disebutkan pula khasiat dari beberapa bahan lainnya (diantaranya seperti air Zam-zam dan Daun Bidara) yang dapat dikategorikan sebagai Thibbun Nabawi. Dapat pula kita pergunakan ber[[puasa]] untuk pengobatan secara Thibbun Nabawi. Menurut catatan Mohammad Sholikhin, puasa itu malah bisa menyembuhkan sakit [[maag]]. Sebab, puasa yang kita lakukan telah didasari niat sebelum fajar bahwa kita pada esok harinya akan berpuasa dan berbuka sewaktu [[maghrib]]. Niat itu direkam oleh [[otak]] dan akan memengaruhi [[jam biologis]], yang seharusnya makan di waktu siang, tapi terus hingga maghrib kelak. Padahal, rasa lapar dipengaruhi oleh [[hipofisis]] yang bekerja. Ini akan memengaruhi [[pankreas]] dan [[adrenalin]]. Pankreas inilah yang mengeluarkan [[insulin]] guna mencerna makanan termasuk [[karbohidrat]]. Jadi dengan puasa itulah, lambungpun mengering selama 13 jam. Dengan demikian, luka-luka dan borok-borok pada lambung ikut kering. Setelah berbuka-pun, kita dianjurkan meminum air hangat campur [[madu]] segelas sebagai obat luka pada lambung. Sehingga, bisa disimpulkan puasa dapat mengeringkan luka dan menjadi kunci untuk "mempuasakan" orang menjelang operasi di bidang [[medis]].<ref>{{Aut|Sholikhin, Muhammad}} (2008). ''Mukjizat dan Misteri Lima Rukun Islam: Menjawab Tantangan Zaman''. hal.130-31. [[Yogyakarta]]:Penerbit Mutiara Media. ISBN 978-979-878-017-2.</ref>
== Kitab tentang pengobatan Islami ==
|