The Croods: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rangga987 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Rangga987 (bicara | kontrib)
sinopsis - bukan ulasan (opini)
Baris 29:
''The Croods'' secara umum menerima ulasan positif dan sukses menjadi sebuah film ''box office''. Film ini mendapatkan pemasukan lebih dari $585 juta dengan pengeluaran sekitar $135 juta,<ref name="mojo"/> serta telah memiliki waralaba baru, dengan proyek sekuel dan serial televisi yang masih dalam tahap pengembangan.<ref name="SAQ12013"/>
 
==Alur Sinopsis cerita==
Eep ([[Emma Stone]]) adalah seorang remaja perempuan dalam sebuah keluarga [[manusia gua]] yang hidup pada pada zaman pra-sejarah. Keluarganya merupakan salah satu dari sedikit yang mampu bertahan hidup, terutama berkat peraturan ketat dan over protektif yang diterapkan ayahnya, Grug ([[Nicolas Cage]]). Di dalam gua tempat tinggal mereka, Grug selalu menceritakan sebuah kisah kepada keluarganya, yaitu istrinya Ugga ([[Catherine Keener]]), anak perempuannya Sandy, anak lelakinya Thunk ([[Clark Duke]]), dan mertuanya Gran ([[Cloris Leachman]]). Ia bercerita tentang karakter yang memiliki rasa ingin tahu yang mirip dengan Eep, guna memperingati keluarganya bahwa penjelajahan dan 'hal baru' merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup mereka. Hal ini semakin menyakiti hati Eep yang sudah bosan. Setelah semua anggota keluarga tertidur, Eep pergi meninggalkan gua saat ia melihat cahaya yang bergerak di luar gua. Hal ini tentunya bertentangan dengan nasihat ayahnya.
Disutradarai oleh Kirk DeMicco (Space Chimps, 2008) dan Chris Sanders (How to Train Your Dragon, 2010) dengan naskah cerita yang juga mereka tulis sendiri, The Croods akan membawa para penontonnya ke masa prasejarah dan berpetualang bersama keluarga Croods yang berisi sang ayah, Grug (Nicolas Cage), sang ibu, Ugga (Catherine Keener), puteri tertua mereka, Eep (Emma Stone), putera mereka, Thunk (Clark Duke), bayi perempuan, Sandy (Rhandy Thom), serta sang nenek, Gran (Cloris Leachman). Dikisahkan, keluarga Croods adalah salah satu dari sedikit keluarga di masa tersebut yang mampu bertahan terhadap kondisi lingkungan yang terus-menerus berevolusi. Kesuksesan itu sendiri dapat terwujud karena aturan keras Grug yang ia terapkan pada setiap anggota keluarganya: harus selalu memiliki rasa takut, jangan pernah keluar dari gua tampat mereka hidup khususnya di malam hari serta jangan pernah memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru yang mereka temui.
 
Saat mencari sumber cahaya, ia bertemu dengan Guy ([[Ryan Reynolds]]), seorang remaja manusia gua yang cerdik dan berdayacipta. Pada mulanya Eep menyerang Guy karena penampilan anehnya. Namun kemudian ia justru terpesona dengan api yang dibuat oleh Guy. Eep kemudian meminta Guy untuk mengajarinya membuat api. Guy juga memberitahu Eep perihal teori pribadinya bahwa dunia sedang menuju 'akhir' dan meminta Eep agar bergabung untuk bersama-sama menyelamatkan diri, namun Eep menolak ajakan tersebut. Sebelum pergi, Guy memberikan Eep sebuah kerang yang bisa ia tiupkan jika membutuhkan bantuan darinya. Eep kemudian berhasil ditemukan oleh Grug, yang terbangun dan mencari-cari dirinya. Grug pun marah atas tindakan yang dilakukan oleh Eep. Grug akhirnya membawa Eep kembali ke rumah dan langsung bergabung kembali dengan anggota keluarga lainnya. Eep memberitahu mereka tentang pertemuannya dengan Guy dan menunjukkan kerang yang diberikan kepadanya, yang langsung dihancurkan seketika oleh keluarganya yang memiliki ketakutan terhadap 'benda baru'. Kemudian sebuah gempa bumi terjadi, membuat mereka semua lari ke dalam gua, namun tiba-tiba dihalangi oleh Grug sebelum gua tersebut hancur. Mereka pun lari menghindari reruntuhan batu gunung di sekeliling mereka dan secara tidak sengaja mendarat di sebuah daerah yang dipenuhi oleh tumbuhan, jauh berbeda dengan lingkungan mereka sebelumnya. Grug pun memimpin keluarganya memasuki hutan untuk menemukan gua baru.
Tentu saja, walaupun dimaksudkan untuk sebuah tujuan yang baik, berbagai peraturan yang diterapkan Grug tersebut telah membuat keluarganya hidup dalam ruang gerak yang terbatas. Hal ini lama kelamaan membuat gerah Eep – yang berbeda dari keluarga dan kebanyakan manusia prasejarah lainnya, memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa terhadap banyak hal yang ia temui di lingkungannya. Suatu hari, Eep bertemu dengan Guy (Ryan Reynolds), seorang pemuda yang kemudian mengungkapkan bahwa dunia sedang mengalami banyak goncangan dan menuju masa kiamat. Panik, Eep lantas memberitahukan hal tersebut pada ayahnya – yang jelas-jelas kemudian berpendapat bahwa hal tersebut hanyalah bualan saja. Namun, ketika serangkaian getaran hebat menghancurkan lingkungan serta gua tempat mereka tinggai, Grugg, Eep dan seluruh keluarga mereka terpaksa harus turut serta dalam petualangan hidup untuk dapat mempertahankan posisi mereka di muka Bumi.
 
Keluarga ini pun dikejar oleh "Macawnivore" (seekor [[Machairodontinae|machairodont]] besar berwarna mirip [[makaw]] yang kelak dipanggil 'Chunky') dan diserang sekawanan "Piranhakeets" (burung merah, buas nan mematikan seperti [[piranha]]). Panik, Eep membunyikan menemukan sebuah gading yang suaranya mirip dengan kerang yang pernah diberikan oleh Guy. Guy mendengar permintaan tolong ini dan bersegera menuju tempat Eep berada. Sambil berpikir cepat, ia membuat sebuah obor api yang mampu menakuti burung-burung tersebut. Anggota keluaraga Crood yang lain terpesona dengan kehadiran api, yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Mereka pun mencuri obor Guy dan, akibat kecerobohan, muncul kebakaran besar disekeliling mereka, yang membuat jagung raksasa terbakar dan terbang ke langit bak sebuah roket, yang kemudian menghasilkan pemandangan layaknya kembang api. Setelah terkesan dengan kecerdikan dan 'ide' Guy, Grug memasukkan Guy ke dalam sebuah batang kayu pohon untuk mengangkutnya , seraya mengusulkan bahwa mereka akan mencari gua di gunung terdekat yang disebutkan oleh Guy. Guy pun dipaksa menunjukkan jalan dan belajar cara hidup keluarga Croods, yang ia anggap aneh.
Meskipun menawarkan premis mengenai kehidupan di masa prasejarah yang jelas merupakan sebuah konsep yang cukup berani untuk disajikan – walau beberapa orang akan menunjuk serial animasi televisi The Flinstones (1960 – 1966) dan film The Land Before Time (1988) telah melakukannya terlebih dahulu, jalan cerita The Croods sebenarnya dibangun atas komposisi yang harus diakui cukup usang. Lihat bagaimana Kirk DeMicco dan Chris Sanders menggambarkan karakter-karakternya di jalan cerita filmnya: seorang ayah yang memiliki jalan pemikiran tradisional, seorang ibu baik hati namun kurang memiliki andil besar dalam keluarganya, puteri yang beranjak dewasa dan berusaha untuk mendapatkan semua keinginannya, anak laki-laki yang memiliki kecerdasan di bawah standar, bayi yang… well… bertingkah seperti seorang bayi (di masa prasejarah, mungkin) serta seorang ibu mertua yang selalu memusuhi suami anaknya. Dan oh… seorang karakter baru yang menguji ketahanan serta persatuan sebuah keluarga yang ia temui (dan akhirnya justru menjadi bagian baru dari keluarga tersebut).
 
Setelah gagal dalam berburu dengan cara biasa, Guy, [[kukang]] "peliharaanya" Belt ([[Chris Sanders]]), dan Eep membuat sebuah boneka untuk mengelabui dan menjebak binatang buruan mereka. Setelah berhasil menjerat buruan mereka, keluarga tersebut langsung mengerebungi dan menghabiskan hasil buruan tersebut. Grug kemudian kembali bercerita dengan kisah pematah-semangat miliknya, sesuai dengan kejadian yang mereka alami hari tersebut. Namun, Guy berhasil menandinginya dengan menceritakan kisahnya tentang sebuah surga yang ia sebut "Hari Esok".
Sayangnya, adalah penggalian karakter yang dilakukan DeMicco dan Sanders yang membuat karakter-karakter tradisional tersebut tampak melelahkan untuk diikuti ceritanya. Selain karakter Grug, Eep dan (mungkin) Guy, deretan karakter lain hampir sama sekali tidak mendapatkan porsi penceritaan yang tepat dan hanya dihadirkan untuk memberikan dialog-dialog bijaksana atau menjadi sumber guyonan yang dikreasikan DeMicco dan Sanders. Berbicara mengenai guyonan, DeMicco dan Sanders sendiri menghadirkan cukup banyak guyonan di sepanjang 98 menit presentasi penceritaan film ini – meskipun, harus diakui, hanya beberapa dari guyonan tersebut yang mampu benar-benar bekerja dan akan menghibur penontonnya.
 
Keesokan harinya, keluarga tersebut tiba di sebuah jalur yang tanahnya ditutupi oleh batu-batu tajam. Grug, Thunk, dan Gran yang tak beralas kaki, pun tertusuk kesakitan saat mencoba berjalan di atasnya. Guy pun dengan leluasa memperkenalkan mereka salah satu hasil penemuannya yang dinamakan sepatu. Ia pun membuatkan sepatu untuk masing-masing anggota keluarga Croods dari bahan-bahan yang ia bisa temukan di sekitarnya. Hal ini kontan membuat dirinya mulai mendapatkan rasa kagum dan hormat dari anggota keluarga Croods kecuali dari Grug, yang merasa cemburu dan iri dengan kecerdikan Guys. Setelah beberapa ide yang dilontarkan Guy terbukti bisa membantu mereka mengarungi perjalanan dengan lancar, satu persatu anggota keluarga ini pun mulai bisa mendapatkan ide sendiri. Ugga, Gran, dan Sandy mendapatkan ide pertama mereka saat berhasil melewati [[tanaman karnivora]] dengan cara bersembunyi dibalik kelopak bunga. Thunk berhasil mengelabui dan kemudian menjadi teman dari seekor anjing-buaya yang ia namai Douglas. Hubungan Eep dan Guy pun semakin akrab, sementara Grug justru tersesat dan tersendat di jurang sampai akhirnya Ugga datang menjemputnya. Keesokan harinya, Grug berusaha memamerkan beberapa idenya agar terlihat secerdik Guy. Namun ide-ide tersebut gagal total dan justru berubah menjadi ajang mempermalukan diri. Setelahnya, mereka pun melanjutkan perjalanan dan akhirnya tiba di gunung. Di sini, Grug tak bisa meyakinkan para anggota keluarganya, yang mulai terbiasa dan senang dengan cara kehidupan yang baru, untuk menjadikan gua yang baru mereka temukan sebagai tempat tinggal. Marah dengan penolakan keluarganya, ia pun menyerang Guy yang ia anggap sebagai biang keladi atas perubahan sikap keluarganya. Bukannya berkelahi, mereka berdua justru terjebak di lautan aspal. Seketika Guy pun bercerita bahwa keluarganya meninggal akibat tenggelam dalam cairan hitam tersebut. Ia juga teringat akan kata-kata terakhir keluarganya yang kemudian memberikan inspirasi terhadap teori "Hari Esok" miliknya. Hati Grug pun luluh dan sontak mengubah pandangannya terhadap Guy. Ia dan Guy pun bekerjasama mengelabui Chunky agar mereka berdua terbebas dari jeratan aspal.
Jalan cerita yang dihadirkan The Croods sendiri juga tidaklah menawarkan sebuah susunan cerita yang baru maupun revolusioner jika dibandingkan dengan beberapa film animasi yang telah dirilis sebelumnya. The Croods pada dasarnya adalah sebuah kisah perjalanan satu keluarga dimana dalam perjalanan tersebut mereka akan menghadapi berbagai tantangan yang akan menguji daya tahan mereka sebagai manusia terhadap lingkungannya yang sedang berubah dan, yang paling penting, kekuatan mereka sebagai sebuah kesatuan keluarga. Walt Disney atau Pixar mungkin akan mampu menemukan celah sentimental pada premis tersebut untuk dihadirkan pada penontonnya namun DeMicco dan Sanders seperti terkesan menyampingkan berbagai hal yang berhubungan dengan sisi emosional dan hanya murni tampil bercerita di sepanjang presentasi film ini.
 
Saat mereka sudah hampir tiba di tempat tujuan, terjadi sebuah gempa yang membuat jurang dalam, memisahkan mereka dan tempat tujuan. Setelah hampir putus asa, Grug kemudian memutuskan untuk melempar mereka satu persatu melintasi jurang. Pada saat giliran melempar Eep, Grug berdamai dengan anak perempuannya tersebut dalam pelukan pertama mereka. Grug kemudian melempar Eep ke seberang jurang dan pergi meninggalkan keluarganya. Ia pun masuk dan berlindung di sebuah gua dan berhasil membuat obor pertamanya. Setelah melihat sebuah permukaan batu yang kosong, ia melukis sebuah lukisan gua berukuran besar yang menggambarkan anggota keluarga Croods dan Guy. Ia kemudian melawan Chunky, yang tiba-tiba menyerangnya, hingga obor Grug padam dan membuat panik mereka berdua. Chunky yang ketakutan, akhirnya menjinak di hadapan Grug, yang saat itu mendapatkan ide bagus pertamanya. Menggunakan sebuah rangka rusuk berukuran besar, aspal dan obor, Grug berupaya untuk memanfaatkan Piranhakeets agar mengangkut dirinya, Chunky, Douglas, dan beberapa hewan lainnya agar sampai ke seberang jurang, menghindar dari gempa susulan yang lebih besar.
Bukan bermaksud untuk mengatakan The Croods adalah sebuah presentasi yang gagal. Setidaknya DeMicco dan Sanders memiliki jajaran pengisi suara yang sangat solid untuk mampu menghidupkan setiap karakter yang berada di dalam jalan cerita film ini. Emma Stone mampu mengalirkan kepribadiannya yang begitu mudah untuk disukai melalui karakter Eep yang selalu memiliki rasa ingin tahu. Ryan Reynolds juga berhasil menghidupkan karakter Guy menjadi sosok yang begitu mudah untuk disukai – walau DeMicco dan Sanders sama sekali tidak pernah menjelaskan latar belakang kehadiran karakternya. Namun tetap saja, adalah Nicolas Cage yang menjadi perhatian utama dari film ini. Kharisma Cage yang begitu kuat mampu membuat karakter Grug tampil berpengaruh di setiap adegan.
 
Grug, bersama keluarga dan para binatang, akhirnya tiba di sebuah lingkungan yang amat indah dan menakjubkan. Grug pun kemudian mengendurkan sikap protektifnya dengan memperbolehkan keluarganya untuk bertualang dan berani mengambil resiko, yang akhirnya membawa kebahagaiaan bagi mereka semua.
DeMicco dan Sanders juga mampu mewujudkan berbagai fantasi mereka tentang kehidupan di masa prasejarah lewat tatanan visual yang begitu mengagumkan. DeMicco dan Sanders harus diakui mampu menghadirkan konsep yang begitu unik mengenai kehidupan di masa prasejarah. Fantasi mereka tentang berbagai flora dan fauna yang hidup di masa tersebut benar-benar mampu mencuri perhatian dan berkat tata visual yang begitu spektakuler – lengkap dengan sentuhan 3D yang bekerja dengan baik dan akan mengingatkan banyak penontonnya mengenai keindahan Avatar (2009), The Croods mampu tampil sebagai film animasi yang memiliki kualitas tata produksi yang mengesankan.
 
Hadir dengan tata produksi yang begitu mengesankan secara keseluruhan serta dukungan jajaran pengisi suara yang mampu menghidupkan setiap karakter yang ada di dalam jalan cerita film ini dan membuat mereka menjadi lebih menarik, The Croods seringkali terlihat berjuang untuk menjadi lebih dari sekedar road movie standar yang menghadirkan tantangan bagi karakter-karakternya sebelum akhirnya mereka tiba di tujian akhirnya. Kirk DeMicco dan Chris Sanders sayangnya begitu terfokus untuk menghadirkan tatanan visual dengan sentuhan 3D yang kuat sehingga terkesan kurang mampu menghadirkan banyak sisi emosional cerita yang seharusnya menjadi sajian utama bagi film-film keluarga dengan nada penceritaan sejenis. Bukan sebuah presentasi yang buruk dan masih sangat mampu menghibur. Hanya saja jauh dari kesan istimewa jika dibandingkan dengan banyak film animasi modern lainnya.
 
==Pengisi Suara==