Njai Dasima (film 1932): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
Hanamanteo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41:
''Njai Dasima'' dirilis bulan Januari 1932 dan dipasarkan sebagai "film suara penuh percakapan, nyanyian, tarian, dan musik".{{efn|Teks asli: "Sprekende – Zingende – Dansende en Musicerende talkie"}}{{sfn|De Indische Courant 1932, (untitled)}} Film ini boleh ditonton oleh semua umur, termasuk anak-anak.{{sfn|De Indische Courant 1932, (untitled)}} Tanggapan kritisnya beragam. [[Armijn Pane]], dalam ulasan tahun 1950, menulis bahwa secara keseluruhan kualitas karyanya lumayan bagus.{{sfn|Biran|2009|p=139}} Menganggap pamflet yang menyebut film ini "seratus kali lebih baik daripada [film kontemporer] ''[[Huwen op Bevel]]''",{{efn|Teks asli: "... ''honderd maal veel beter dan „Huwen op bevel"''".}} terdengar mengejek, sebuah editorial surat kabar menyatakan bahwa klaim seperti itu tidak sepenuhnya benar karena "kualitas film-film pribumi sejauh ini seperti sampah".{{efn|Teks asli: "... ''de kwaliteit van het kunststuk daar de inlandsche films tot nu toe prullen zijn.''".}} Ulasan tersebut juga menyebutkan sejumlah kekurangan dalam pemilihan musik, sinematografi, tetapi menyimpulkan bahwa film ini secara keseluruhan menunjukkan adanya kemajuan. Ulasan ini memuji aktor yang memerankan Puasa dan nihilnya adegan-adegan yang tidak berhubungan dengan alur.{{sfn|De Sumatra Post 1932, Over Inlandsche films}}
 
Effendi tidak menyutradarai film lagi sampai 1951, ketika ia membesut ''Djiwa Pemuda'',{{sfn|Filmindonesia.or.id, Bachtiar Effendy}} dan sutradara film pribumi kedua setelah Effendi, [[Andjar Asmara]], baru memulai kariernya pada tahun 1940 dengan film ''[[Kartinah]]''. Tan's berhenti memproduksi film sesaat setelah ''Njai Dasima'' dirilis, namun dilanjutkan kembali pada tahun 1938. Setelah meluncurkan film-film yang sukses di pasaran, termasuk ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' (1938), Tan's ditutup secara permanen tahun 1942 ketika [[pendudukan Jepang di Hindia Belanda|JepangSejarah mendudukiNusantara Hindia Belanda(1942-1945)]].{{sfn|Biran|2009|p=174}}
 
Film ini bisa jadi tergolong [[film hilang]]. Antropolog visual Amerika Serikat [[Karl G. Heider]] menulis bahwa semua film Indonesia yang dibuat sebelum 1950 tidak diketahui lagi keberadaan salinannya.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Akan tetapi, ''Katalog Film Indonesia'' yang disusun JB Kristanto menyebutkan beberapa film masih disimpan di [[Sinematek Indonesia]] dan Biran menulis bahwa sejumlah film propaganda Jepang masih ada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}