Tawan Karang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
Tawan karang (''taban karang'') adalah hak istimewa yang dimiliki raja-raja [[Bali]] pada masa lalu, dimana raja akan menyita kapal-kapal yang terdampar di wilayah mereka lengkap beserta seluruh muatannya.
Istilah Tawan Karang sudah ada sejak masa Bali Kuno
:''[[Prasasti Bebetin|Prasasti Bebetin AI]]'' (818 [[Kalender_Saka|Saka]] atau [[896]] M): <ref name="arkeologiwebid"/>
::
::Terjemahan:
::
:''Prasasti Sembiran'' ([[923]] M) terbuat dari tembaga:<ref name="arkeologiwebid"/>
::
::Terjemahan:
::
Pada tahun [[1843]] raja-raja dari [[Kerajaan Buleleng|Buleleng]], [[Karangasem]] dan beberapa raja lainnya telah menandatangani penghapusan Tawan Karang. Pada kenyataannya perjanjian ini tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh karena pada tahun [[1844]] terjadi lagi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda yang karam di Pantai Prancak dan Sangsit.<ref name="sejarahnasional"/>
Pada tahun [[1845]] Raja [[Kerajaan Buleleng|Buleleng]] menolak pengesahan perjanjian penghapusan Tawan Karang.<ref name="sejarahnasional"/> Hal ini membuat Belanda menggunakan isu Tawan Karang untuk menyerang Bali pada [[Perang Bali I]] ([[1846]]), [[Perang Bali II]] ([[1848]]) dan [[Perang Bali III]] ([[1849]]).
|