Kami, Perempoean: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
done |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 55:
Pada tahun 1942, Pane, El Hakim (pseud. Aboe Hanifah), dan [[Usmar Ismail]] adalah para penulis lakon paling berpengaruh di Jawa. Karya-karya mereka bercerita tentang politik, rasa nasionalisme, dan pengaruh lingkungan, terutama tradisi, etika, dan agama.{{sfn|Oemarjati|1971|pp=110–11}} Seperti halnya ''Kami, Perempuan'', karya-karya ini didasarkan pada peristiwa sehari-hari dan menampilkan rakyat jelata, berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya yang didasarkan pada mitologi dan kisah dewa-dewi.{{sfn|Soemanto|1999|p=40}}
Setelah dibuka tanggal 1 April 1943, Pane menjabat sebagai kepala departemen sastra di Poesat Keboedajaan ([[bahasa Jepang]]: {{nihongo|''Keimin Bunka Shidōsho''|啓民文化指導所}}) yang terletak di [[Jakarta]]. Lembaga ini bertugas menyebarkan paham pro-Jepang dan pro-[[
''Kami, Perempuan'' dipentaskan perdana tahun 1943 di Jakarta. Lakon ini juga dipentaskan berkali-kali pada tahun yang sama di Jakarta dan daerah lain di Jawa.{{sfn|Pane|1950b|p=119}} Pada tahun 1950, Pane memasukkan ''Kami, Perempuan'' ke buku ''Djinak-Djinak Merpati dengan Tjerita<sup>2</sup> Sandiwara Lain'', koleksi lakon panggung karyanya.{{sfn|Pane|1950b|p=119}} Di buku ini, Pane menghapus adegan dua tetangga mengunjungi keluarga beserta seluruh percakapannya. Pane menganggap adegan ini anti-klimaks dan judul lakon ini lebih layak digunakan tanpa adegan tersebut.{{sfn|Pane|1950b|p=3}} Perubahan kecil lainnya adalah penghilangan nama-nama musuh Jepang saat Perang Dunia II.{{sfn|Pane|1950a|p=4}}
|