Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 11:
Di masa – masa awal suku Ternate dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut '''Kolano'''. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapan syariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar Kolano dan menggantinya dengan gelar Sultan. Para ulama menjadi figur penting dalam kerajaan.
Setelah Sultan sebagai pemimpin tertinggi, ada jabatan '''Jogugu''' (perdana menteri) dan '''Fala Raha''' sebagai para penasihat. Fala Raha atau Empat Rumah adalah empat klan bangsawan yang menjadi tulang punggung kesultanan sebagai representasi para momole di masa lalu, masing – masing dikepalai seorang '''Kimalaha'''. Mereka antara lain ; '''Marasaoli, Tomagola, Tomaito dan Tamadi'''. Pejabat – pejabat tinggi kesultanan umumnya berasal dari klan – klan ini. Bila seorang sultan tak memiliki pewaris maka penerusnya dipilih dari salah satu klan. Selanjutnya ada jabatan – jabatan lain '''Bobato Nyagimoi se Tufkange''' (Dewan 18), '''Sabua Raha''', '''Kapita Lau''', '''Salahakan''', '''Sangaji''' dll. Untuk lebih jelasnya lihat [[Struktur organisasi kesultanan Ternate]].
==Moloku Kie Raha==
|