Al-Qiyadah Al-Islamiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 6783697 oleh 180.247.61.121 (bicara)
Baris 1:
'''Al-Qiyadah Al-Islamiyah''' adalah sebuah pergerakan yang mendasarkan diri pada [[Al-Qur'an]] serta memahami Al-Kitab dalam konteks Al-Quran sebagai batu petunjuk. Gerakan ini bertujuan untuk menegakkan kembali Kerajaan Allah sesuai dengan petunjuk dalam Al-Quran. Wahyu yang diterima Moshaddeq bukan berupa kitab tapi pemahaman yang benar dan aplikatif mengenai ayat-ayat Al-Quran yang menurut pendapat Mushaddeq telah disimpangkan sepanjang sejarah, Gerakan ini dianggap sesat oleh [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) pada [[4 Oktober]] [[2007]], setelah menjalani penelitian secara subyektif selama 3 bulan karena tidak bersesuaian dengan standar Islam mainstream dan dituduh melakukan sinkretisme agama.
'
<gallery>
''Al-Qiyadah Al-Islamiyah''' adalah sebuah pergerakan yang mendasarkan diri pada [[Al-Qur'an]] serta memahami Al-Kitab dalam konteks Al-Quran sebagai batu petunjuk. Gerakan ini bertujuan untuk menegakkan kembali Kerajaan Allah sesuai dengan petunjuk dalam Al-Quran. Wahyu yang diterima Moshaddeq bukan berupa kitab tapi pemahaman yang benar dan aplikatif mengenai ayat-ayat Al-Quran yang menurut pendapat Mushaddeq telah disimpangkan sepanjang sejarah, Gerakan ini dianggap sesat oleh [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) pada [[4 Oktober]] [[2007]], setelah menjalani penelitian secara subyektif selama 3 bulan karena tidak bersesuaian dengan standar Islam mainstream dan dituduh melakukan sinkretisme agama.
Pimpinan Al-Qiyadah sendiri tidak menganggap Islam dalam konteks agama (yang dianggap oleh kebanyakan pengikut sebagai kumpulan ritual belaka) tapi dalam konteks Sistem Peradaban Azasi yang pernah dialami Adam (dalam hal ini Jannah atau Kebun, amsal kedamaian dan harmoni) sebelum mengambil peradaban berbasis materialistik (kisah Adam memakan buah pohon terlarang). Itulah mengapa kaum agamis (sebutan para kader AQAI kepada umat Islam dan lainnya) sulit memahami logika berfikir model mereka, karena pandangan para kader AQAI yang secara fundamental berbeda mengenai Islam disamping berasal dari penganut agama non-Islam yang di-Islam-kan oleh Mushaddeq.
Baris 67 ⟶ 65:
Al-Qiyadah Al-Islamiyah sudah membubarkan diri secara kelembagaan, namun karena faktor-faktor (antara lain sistem ekonomi yang terus berputar) secara de fakto kegiatan masih berjalan dalam pengawasan KH Agus Miftach dari Wahdatul Ummah dan KH Said Agil Siradj dari NU, jamaah dipimpin oleh rekan seperjuangan Ahmad Mushaddeq yaitu Ustadz Mudzakkir.{{fact}}
 
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist}}