The Age of Reason: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 58:
==== Analisis kitab suci Paine====
Paine menyatakan bahwa ia tidak akan menggunakan sumber di luar alkitab untuk mengembangkan kritikannya, namun akan menggunakan kitab suci itu sendiri. Ia mempertanyakan kesucian kitab suci dan menganalisisnya seperti orang lain menganalisis buku lain. Misalnya, dalam analisis [[Kitab Amsal]], ia menyatakan bahwa isinya "tidak setajam pepatah orang Spanyol, dan tidak lebih bijak dan ekonomis daripada [[Benjamin Franklin|Franklin]]".<ref>Paine, ''The Age of Reason'' (1974), 60–61; lihat pula Davidson and Scheick, 49 and Fruchtman, 3–4; 28–9.</ref> Setelah mendeskripsikan alkitab sebagai "mitologi yang menakjubkan", Paine mempertanyakan fakta bahwa kitab tersebut diwahyukan kepada penulisnya dan tidak yakin bahwa penulis aslinya dapat diketahui (misalnya, ia menolak gagasan bahwa [[Musa]] menulis [[Pentateukh]]).
{{quote| Saya hendak menunjukkan bahwa buku-buku tersebut bohong, dan bahwa Musa bukan pengarangnya; lebih lagi, buku-buku tersebut tidak ditulis pada masa Musa, atau hingga beberapa ratus tahun kemudian; bahwa buku-buku tersebut tidak lebih dari sekadar upaya untuk menulis sejarah Musa, dan masa kehidupannya, dan juga masa sebelumnya, oleh beberapa orang yang sangat bodoh dan menginginkan kekuasaan beberapa ratus tahun setelah kematian Musa, seperti manusia pada saat ini menulis sejarah tentang apa yang telah terjadi, atau diduga telah terjadi beberapa ratus atau ribuan tahun yang lalu .<ref>
Dengan menggunakan metode yang tidak umum dalam bidang keilmuan kitab suci hingga abad ke-19, Paine menguji konsistensi internal Alkitab dan mempertanyakan keakuratan historisnya, sehingga menyimpulkan bahwa buku tersebut tidak diilhami oleh Tuhan.
Baris 96:
=== Gaya yang kurang menghormati ===
Gaya Paine tidak hanya "vulgar", tetapi juga kurang menghormati. Misalnya, ia pernah mengatakan bahwa ia menolak gagasan bahwa Musa adalah penulis Kejadian, "Kisah Hawa dan ular, dan Nuh dengan bahteranya, jatuh pada tingkatan yang sama dengan kisah-kisah Arab, tanpa menghibur sama sekali."<ref>Paine, ''The Age of Reason,''
Gaya "cemoohan" Paine inilah yang membuat marah para gerejawan. Seperti yang dikatakan ahli deisme John Redwood: "abad nalar mungkin lebih jelas dan cukup disebut abad cemoohan, karena cemoohan, dan bukan nalar, yang membahayakan gereja."<ref>Redwood, 196.</ref> ''Apology'' karya Watson sendiri secara langsung menyerang gaya cemoohan Paine:
|