Jawanisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
pengayaan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 44:
</ref> Berseminya sastra klasik Jawa misalnya dicontohkan dengan digubahnya karya sastra [[Kakawin Ramayana]] dan [[Arjunawiwaha]].
 
Contoh-contoh awal Jawanisasi adalah perluasan kesenian Jawa [[Sailendra]] - dikembangkan dalam abad ke-8 sampai abad ke-9 di Jawa Tengah - yang memengaruhi estetika di [[Sriwijaya]], seperti ditemukan pada [[seni Buddhis]] di Sumatera, Thailand Selatan, dan semenanjung Malaya. Meskipun awalnya menyerap pengaruh dari India, seperti mencontoh seni [[Gupta]] dan [[Amarawati]], serta pengaruh Pallawa ddaridari India Selatan, kesenian Sailendra Jawa pada gilirannya memengaruhi seni dan estetika di kawasan Asia Tenggara.
 
Pada periode klasik awal, selama [[Kerajaan Medang]] periode Jawa Timur di abad ke-10, terjadi perluasan pengaruh Jawa ke [[Bali]]. Putri dari Jawa Timur, [[Mahendradatta]], menjadi permaisuri Raja [[Udayana Warmadewa]] Warmadewa dari Bali. hal ini menandakan meningkatnya pengaruh Jawa atas Bali. Selama masa pemerintahan [[Airlangga]], Bali sedikit-banyak menjadi bagian dari kerajaan Hindu Jawa Timur.
 
Perluasan Kerajaan [[Singhasari]] melalui [[Ekspedisi Pamalayu]] pada abad ke-13 di masa pemerintahan [[Kertanegara]] telah memperkuat pengaruh Jawa di Nusantara, khususnya atas Bali dan [[Kerajaan Melayu]] di pantai Timur Sumatera. Pada tahun 1200, Mpu Jatmika dari Jawa mendirikan Kerajaan Hindu Negara Dipa di tepi sungai Tapin, ini adalah awal dari tumbuhnya pemerintahan bergaya Jawa di Kalimantan Selatan.