Kesultanan Pajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 114.79.0.54 (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh SamanthaPuckettIndo. (TW)
Baris 38:
Atas jasanya itu, Jaka Sengara diangkat [[Brawijaya]] sebagai bupati Pengging dan dinikahkan dengan Retno Ayu Pembayun. Jaka Sengara kemudian bergelar '''Andayaningrat'''.
 
== Kerajaan Pajang ==
Pajang terlihat sebagai kerajaan pertama yang muncul di pedalaman Jawa setelah runtuhnya kerajaan Muslim di [[Pasisir]]
 
Menurut naskah ''babad'', Andayaningrat gugur di tangan [[Sunan Ngudung]] saat terjadinya perang antara [[Majapahit]] dan [[Demak]]. Ia kemudian digantikan oleh putranya, yang bernama Raden Kebo Kenanga, bergelar [[Ki Ageng Pengging]]. Sejak saat itu Pengging menjadi daerah bawahan [[Kerajaan Demak]].
 
asu
Beberapa tahun kemudian [[Ki Ageng Pengging]] dihukum mati karena dituduh hendak memberontak terhadap [[Demak]]. Putranya yang bergelar [[Jaka Tingkir]] setelah dewasa justru mengabdi ke [[Demak]].
 
Prestasi [[Jaka Tingkir]] yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu [[Trenggana]], dan menjadi bupati Pajang bergelar [[Hadiwijaya]]. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup [[Boyolali]] dan [[Klaten]]), Tingkir (daerah [[Salatiga]]), Butuh, dan sekitarnya.
 
Sepeninggal Trenggana tahun 1546, [[Sunan Prawoto]] naik takhta, namun kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu [[Arya Penangsang]] bupati Jipang tahun 1549. Setelah itu, [[Arya Penangsang]] juga berusaha membunuh [[Hadiwijaya]] namun gagal.
 
Dengan dukungan [[Ratu Kalinyamat]] (bupati [[Jepara]] dan puteri Trenggana), [[Hadiwijaya]] dan para pengikutnya berhasil mengalahkan [[Arya Penangsang]]. Ia pun menjadi pewaris takhta Demak, yang ibu kotanya dipindah ke Pajang.
 
== Perkembangan ==