Putera Mahkota: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''PutraPutera mahkota''' atau '''PutriPuteri mahkota''' adalah calon pewaris [[tahta]] pada suatu [[monarki]]. Di [[Eropa]], konvensi [[suksesi]] garis keturunan biasanya menyatakan bahwa anak tertua (seperti di [[Swedia]], [[Belgia]], [[Norwegia]], dan [[Belanda]]) atau anak laki-laki tertua ([[Britania Raya]], [[Spanyol]], [[Denmark]], dll) dari monarki saat ini akan mendapatkan [[gelar]] ini. Dalam monarki lain, [[Bangsa Arab|Arab]] sebagai contoh, aturan suksesi dapat berbeda dan kedudukan ini dapat diberikan karena jasa-jasa seseorang, atau karena orang tersebut tidak dipandang sebagai ancaman terhadap rezim [[monarki]] yang sedang berkuasa.
 
== PutraPutera mahkota pada kerajaan-kerajaan di Jawa ==
Dalam sejarah kerajaan-kerajaan di [[Pulau Jawa]], terdapat beberapa jenis gelar yang kedudukannya setara dengan putra mahkota. Gelar-gelar tersebut antara lain:
 
Baris 21:
Misalnya, pada masa pemerintahan [[Amangkurat I]], yang menjabat Adipati Anom adalah Raden Mas Rahmat, yang kemudian naik takhta menjadi [[Amangkurat II]].
 
== PutraPutera mahkota pada kerajaan di Kalimantan ==
=== Ratu Anom ===
'''Ratu Anom''' secara harfiah bermakna ''raja yang muda'' adalah [[gelar]] putra mahkota yang pernah dipakai di kesultanan Banjar. Pangeran [[Muhammad Aliuddin Aminullah]] pernah memakai gelar ini, karena saat itu yang menjadi Sultan adalah pamannya Sultan [[Tamjidullah I]] yang sebenarnya hanyalah Penjabat Sultan (wali Sultan). Kemudian Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah berhasil memaksa pamannya menyerahkan tahta. Sultan Tamjidullah kemudian tidak lagi memakai gelar Sultan, tetapi hanya memakai gelar [[Panembahan]]. Dalam perkembangannya selanjutnya Ratu Anom dipakai sebagai gelar bagi [[mangkubumi]] misalnya [[Ratu Anom Ismail]] (sebelumnya Pangeran Ismail) dan [[Ratu Anom Mangku Bumi Kencana]] (sebelumnya Pangeran Noh).