Pertanian organik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 116:
 
Eropa dan Amerika Utara mengalami peningkatan tertinggi dalam hal luas lahan.<ref name=OrgWorldYearbook2013/>{{rp|26}} Antara tahun 2005 hingga 2008, Uni Eropa mengalami perluasan sebesar 21%.<ref>http://epp.eurostat.ec.europa.eu/cache/ITY_PUBLIC/5-01032010-BP/EN/5-01032010-BP-EN.PDF</ref> Hal ini disebabkan pemberian [[subsidi pertanian]] di Uni Eropa yang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik karena besarnya manfaat bagi lingkungan. Namun Amerika Serikat masih mensubsidi pertanian konvensional, terutama gula dan jagung.<ref>Dimitri, C.; Oberholtzer, L. (2006) [http://ers.usda.gov/AmberWaves/February06/Features/feature1.htm EU and US Organic Markets Face Strong Demand Under Different Policies]</ref> Hal inilah yang menjadi pembeda antara Uni Eropa dan Amerika Serikat. Secara persentase luas lahan pertanian total pada kedua wilayah tersebut, 4.6% di Uni Eropa adalah lahan pertanian organik sedangkan di Amerika Serikat hanya 0.6% dari total luas lahan pertaniannya.<ref name=OrgWorldYearbook2011>{{Cite news|last1=Willer |first1=Helga |last2=Kilcher |first2=Lukas |title=The World of Organic Agriculture. Statistics and Emerging Trends 2011 |year=2011 |publisher=IFOAM |location=Bonn; FiBL, Frick |url=http://www.organic-world.net/yearbook-2011-key-results.html?&L=2}}</ref>
 
===Produktivitas===
Berbagai studi mengenai produktivitas pertanian organik beragam.<ref name="Welsh, Rick 1999">{{cite journal | author=Welsh, Rick | title=Economics of Organic Grain and Soybean Production in the Midwestern United States | journal=Henry A. Wallace Institute for Alternative Agriculture | year=1999 | volume= | pages= | url=http://www.winrock.org/wallacecenter/documents/pspr13.pdf}}</ref>
 
Sebuah studi yang dilakukan di tahun 1990 dengan data dari 26 jenis hasil tanaman pertanian dan dua [[Produk hewan|hasil peternakan]] pada ratusan [[lahan usaha tani]] menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan berarti secara statistik antara pertanian organik dan pertanian konvensional. Perbedaan berarti hanya ada pada produksi [[susu]] dan [[kacang-kacangan]] di mana pertanian organik lebih banyak menghasilkan dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite journal |doi=10.1016/0167-8809(90)90179-H |title=The comparative productivity of organic agriculture |year=1990 |last1=Stanhill |first1=G. |journal=Agriculture, Ecosystems & Environment |volume=30 |pages=1}}</ref>
 
Sebuah survei di Amerika Serikat yang dipublikasikan pada tahun 2001 menganalisis 150 musim tanam serealia dan kacang kedelai dan mendapati bahwa pertanian organik menghasilkan antara 5% lebih sedikit hingga setara dibandingkan pertanian konvensional.<ref name="Welsh, Rick 1999"/>
 
Sebuah studi yang berlangsung selama dua dekade dan dipublikasikan pada tahun 2002 mendapatkan bahwa pertanian organik menghasilkan 20% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk 50% lebih sedikit, pestisida 97% lebih sedikit, dan input energi 34-53% lebih sedikit.<ref name="Fließbach et al 2002">{{cite journal | author=Mader, et al. | title=Soil Fertility and Biodiversity in Organic Farming | journal=Science | year=2002 | volume=296 | issue= 5573| pages=1694–1697 | doi=10.1126/science.1071148 | pmid=12040197 | last2=Fliessbach | first2=A | last3=Dubois | first3=D | last4=Gunst | first4=L | last5=Fried | first5=P | last6=Niggli | first6=U |bibcode = 2002Sci...296.1694M }}</ref> Meski lebih sedikit menghasilkan, namun dengan input bahan kimia pertanian dan bahan bakar yang lebih sedikit, petani bisa mendapatkan menghasilkan keuntungan lebih banyak.
 
Sebuah studi di tahun 2003 menemukan bahwa di musim kering, pertanian organik menghasilkan lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional.<ref>{{cite journal | author=Lotter, D. W., Seidel, R. & Liebhardt W. | title=The performance of organic and conventional cropping systems in an extreme climate year | journal=American Journal of Alternative Agriculture | year=2003 | volume=18 | pages=146–154 | doi=10.1079/AJAA200345 | issue=3}}</ref><ref>Welsh (1999) [http://www.winrock.org/wallace/wallacecenter/documents/pspr13.pdf The Economics of Organic Grain and Soybean Production in the Midwestern United States].</ref> Pertanian organik juga mampu bertahan melawan gangguan cuaca seperti [[badai]] dan [[topan]], lebih baik dibandingkan pertanian konvensional. Lapisan tanah atas pada pertanian organik tidak menghilang sebanyak pertanian konvensional ketika diterpa angin kencang.<ref>A study of 1,804 organic farms in Central America hit by Hurricane Mitch: Holt-Gimenez, E. (2000) [http://www.panna.org/legacy/gpc/gpc_200012.10.3.02.dv.html Hurricane Mitch Reveals Benefits of Sustainable Farming Techniques]. PANNA.</ref>
 
Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2005 membandingkan pertanian konvensional, pertanian organik berbasis hewan, dan pertanian organik berbasis legum pada [[Institut Rodale]] selama 22 tahun. Studi ini mendapati bahwa untuk penanaman [[jagung]] dan [[kedelai]] cenderung menghasilkan dalam jumlah yang setara di antara ketiganya, namun pertanian organik berbasis legum dan berbasis hewan membutuhkan energi fosil yang lebih sedikit secara signifikan. Dan pada pertanian organik, pestisida dan pupuk sintetik tidak digunakan sama sekali.<ref>Pimentel DP et al (2005) [http://www.ce.cmu.edu/~gdrg/readings/2007/02/20/Pimental_EnvironmentalEnergeticAndEconomicComparisonsOfOrganicAndConventionalFarmingSystems.pdf Environmental, Energetic, and Economic Comparisons of Organic and Conventional Farming Systems] Bioscience 55(7): 573-582.</ref><ref>[http://rodaleinstitute.org/our-work/farming-systems-trial/ Rodale Farm Trial Site]</ref><ref>[http://66.147.244.123/~rodalein/wp-content/uploads/2012/12/FSTbookletFINAL.pdf Rodale 30 year report]</ref>
 
Pada studi yang dilakukan pada tahun 2007 menggabungkan 293 penelitian yang telah dilakukan untuk menilai efisiensi secara keseluruhan antara kedua sistem pertanian dan menemukan bahwa metode organk dapat memproduksi bahan pangan yang mencukupi bagi populasi dunia untuk mendukung kelangsungan hidup manusia dengan kebutuhan lahan yang lebih sedikit. Para peneliti juga menemukan bahwa di negara maju meski pertanian organik menghasilkan 8% lebih sedikit dibandingkan pertanian konvensional, namun di negara miskin pertanian organik menghasilkan 80% lebih banyak dibandingkan pertanian konvensional. hal ini dikarenakan di negara miskin bahan-bahan organik untuk input usaha pertanian lebih mudah didapatkan dibandingkan akses menuju pestisida dan pupuk sintetik.<ref>{{cite journal |doi=10.1017/S1742170507001640 |laysource=New Scientist |laydate=July 12, 2007 |laysummary=http://www.newscientist.com/article/dn12245-organic-farming-could-feed-the-world.html |title=Organic agriculture and the global food supply |year=2007 |last1=Badgley |first1=Catherine |last2=Moghtader |first2=Jeremy |last3=Quintero |first3=Eileen |last4=Zakem |first4=Emily |last5=Chappell |first5=M. Jahi |last6=Avilés-Vázquez |first6=Katia |last7=Samulon |first7=Andrea |last8=Perfecto |first8=Ivette |journal=Renewable Agriculture and Food Systems |volume=22 |issue=2 |pages=86}}</ref> Namun studi ini ditantang kebenarannya dengan studi lain pada tahun 2008 yang menyatakan bahwa estimasi berlebihan pada pertanian organik dikarenakan misinterpretasi data dan kesalahan hitung.<ref name=Connor2008>Connor, D. J. 2008. [http://www.sfiar.ch/fileadmin/documents/recommend_dubock_field_crops_research.pdf Organic agriculture cannot feed the world]. Field Crops Res. 106: 187-190.</ref>
 
Sebuah studi ditahun 1999 oleh Badang Perlindungan Lingkungan Denmark menemukan bahwa, pertanian organik menghasilkan [[kentang]], [[bit gula]], dan rumput lebih sedikit, hingga 50%-nya saja, dibandingkan pertanian konvensional.<ref>The Bichel Committee. 1999. Report from the main committee. Danish Environmental Protection Agency. [http://www.mst.dk/udgiv/Publications/1998/87-7909-445-7/html/kap08_eng.htm#8.7.1 Conclusions and recommendations of the Committee: 8.7.1 Total phase-out.] "A total abolition of pesticide use would result in an average drop in farming yields of between 10% and 25%, at the farm level; the smallest losses would occur in cattle farming. On farms that have a large proportion of special crops, such as potatoes, sugar beet and seed grass, the production losses in terms of quantity would be closer to 50%. These crops would probably be ousted by other crops."</ref> [[Michael Pollan]], pengarang dari ''[[The Omnivore's Dilemma]]'', merespon publikasi ini dengan menyatakan bahwa hasil pertanian dunia rata-rata lebih rendah dibandingkan hasil [[pertanian berkelanjutan]] modern. Dengan menjadikan mayoritas usaha pertanian dunia berhaluan organik dapat meningkatkan hasil pangan dunia hingga 50% lebih banyak.<ref>{{cite news | author=Pollan, Michael | title=Chief farmer| work=New York Times| url=http://www.nytimes.com/2008/10/12/magazine/12policy-t.html?pagewanted=5&ei=5070&emc=eta1|accessdate=2008-11-15 | date=2008-10-12}}</ref>
 
== Lihat pula==