Parakan, Temanggung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 77:
Mayoritas penduduk menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Penggunaan strata (''Krama'' - ''Ngoko'')dalam bahasa juga masih sering dipraktekkan. Dialek Jawa di Parakan tidak jauh berbeda dengan dialek mataram yang merupakan prosentase terbesar dialek bahasa Jawa di Jawa Tengah. Meski demikian, dialek Banyumasan mulai mencampur dalam dialek Parakan. Yang paling kentara adalah penggunaan "nyong" sebagai kata ganti orang pertama tunggal, yang serupa dengan dialek Banyumasan. Beberapa kata bahkan muncul sebagai ciri dialek yang tidak dapat ditemui pada dialek bahasa Jawa lainnya. Misalnya kata "jotek" yang sinonim artinya dengan kata "emoh" (tidak mau) dalam dialek bahasa Jawa lainnya.
Kata-kata khas lainnya, bahkan hampir punah antara lain:
* enyong = aku/ saya
* njo = ayo pergi
* ''arek'' = mau/ akan
* ''boek'' = kaos kaki
Baris 105 ⟶ 107:
* ''matane'' (kasar) = mata mu
* ''sutik'' (kasar) = wegah
* ''JEMBATjembat'' (alus nek iki) = apek
* ''celeng (kasar) = babi hutan''
* ''asu (kasar) = anjing''
 
== Wisata ==