Risalah Amman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Isi: koreksi
Ianpanrita (bicara | kontrib)
info mengenai hasil dari risalah amman
Baris 97:
 
==Tanggapan==
# Risalah amman adalah bukan hujjah bagi syiah. Jika risalah amman melarang mengkafirkan muslim biasa, bahkan mengkafirkan muslim ahli bid’ah, maka apalagi mengkafirkan khulafaurrasyidin (abu Bakar, Umar, Usman, Ali), mengkafirkan para sahabat nabi (semisal, abu Hurairah, Khalid ibnul Walid, Muawiyyah dll, apalagi mengkafirkan para istrei Nabi i (seperi Aisyah dan Hafshah dll), mengkafirkan para ulama ahlusunnah. (silakan ikuti bantahan kami terhadap buku putih syiah yang penuh tipuan)
Berdasarkan sebuah laporan yang dikeluarkan oleh [[International Crisis Group]], "Pesan ini menekankan dibutuhkannya penegasan dari nilai-nilai inti Islam yaitu kepedulian, rasa hormat, toleransi, keterbukaan, dan kebebasan beragama."<ref name="J47"/> [[Tony Blair]], ketika masih menjabat sebagai [[Perdana Menteri Britania Raya]], menyampaikan sebuah pidato di mana ia memuji Risalah Amman dan berkumpulnya ulama-ulama, menyebutkan bahwa "Ini adalah sebuah tanda yang jelas bahwa Islam bukanlah sebuah agama kuno, namun agama yang disusun dari keberagaman yang tinggi, sekalipun semuanya mengalir dari mata air yang sama."<ref name="TB"/> Suhail Nakhouda, menulis dalam majalah ''[[Islamica]]'', menyebutkan bahwa Risalah Amman hanya berpengaruh sedikit dalam mengedepankan masalah-masalah yang ada: "Tidak ada air, tidak ada jalan; ekonomi buruk, dan banyak kaum muda yang tidak bekerja. Kehidupan rakyat dan citra yang mereka lihat tetaplah sama." Nakhouda menyebutkan tanggapan lain yaitu bahwa pesan Raja Abdullah tersebut kemungkinan tidak didukung dengan gaya hidupnya yang menuai sejumlah kritik.<ref name="J47"/>
# Risalah Amman bukan hujjah bagi syiah sebatas mengakui madzhab jakfari sebagimana mengakui madzhan ibadhi dan salafi, dan tidak pernah mengakui akidah Rafidhah!
# Risalah amman bukan hujjah bagi syiah sebab hanya mengakui khilaf pendapat dan madzhab bukan manhaj dan akidah atau iman.
# Risalah Amman tetap mengkafirkan syiah jika mengingkari sesuatu yang dimaklumi sebagai bagian dari islam, sebagaimana risalah Amman menghalalkan darah muslim yang melanggar hak islam dengan melakukan dosa yang yang telah memiliki hudud.
# Risalah amman bukan hujjah bagi syiah sebab muslim yang diakui adalah muslim yang mengimani rukun iman yang enam dan rukun islam yang lima seperti yang dijarkan oleh ahlussunnah, bukan seperti rukun islam dan imannya syiah rafidhah!
# Risalah amman bukan hujjah bagi syiah sebab yang ikut tanda tangan banyak yang ingkar syiah dan menvonis sesat syiah seperti syaikh syekh Abdullah bin Sulaiman al-Mani’, Syekh Shalih alu al-Syekh, bahkan syekh Yusuh al-Qardhawi5 dll.
# Risalah amman adalah risalah yang ditulis oleh orang islam dalam situasi yang islam lemah di dalamnya! Perhatikan komentar syekh Ali bin Hasan al-Halabi berikut :
 
أنا أقول -يا إخواني-: ما كان فيه مثلُ هذا الواقع -الذي ما له مِن دافع-، والكلامُ الذي دُعي وزُعم أنَّه وحدةُ أديانٍ هو كلامٌ مُجمَل؛ لأنَّ الرِّسالةَ -أصلًا- دُبلوماسيَّة؛ الرِّسالة ليست متنَ “كشف الشُّبهات”، ولا متنَ “القواعدِ الأربعة”، ولا متن “المنظومةِ البيقونيَّة”!
 
 
 
“Saya katakan wahai saudara-saudaraku: apa yang ada di dalamnya seperti realitas ini- yang tidak bisa ditolak- ucapan yang diklaim sebagai ajakan untuk pluralism agama adalah ucapan yang global, karena sejak asalnya risalah ini bersifat diplomasi, risalah yang tidak seperti risalah “Kasyf al-Subuhat”, tidak seperti matan “al-Qawaid al-Arba’ah, tidak seperti matan “al-Manzhumah al-Baiquniyyah”!
 
Ini adalah risalah kerajaan, ditlis oleh raja sebuah Negara untuk menerangkan islam dalam suatu kondisi yang islam lemah di dalamnya. Apa yang bisa ditulis oleh orang yang lemah? Tidak lain kecuali dia berbicara dengan ungkapan-ungkapan yang bisa mendekatkan pemahaman-pemahan dan menjauhkan dari tuduhan-tuduhan?!
وهذه الرِّسالة كتبها إنسانٌ مسلم يَعتزُّ بإسلامِه، يعتزُّ بنَسَبِه الموصولِ بالرَّسولِ -عليهِ الصَّلاةُ والسَّلام-على ما عندهُ مِن أخطاء، وعلى ما عندهُ من تقصير-
 
 
 
Ini risalah ditulis oleh seorang yang bangga dengan keislamannya, bangga dengan dengan nasbnya yang sambung dengan Rasul i, dengan segala kesalahan dan kekurangan yang ada padanya.
 
فالتعاملُ مع الأمر الواقع -الذي ما له من دافع- قد لا يستوفي -أحياناً-شروطَ بعض الأحكام النظرية -قبل أن تقع- ؛ مما يجعل الفقيه -بحقّ- ينظر إلى فقه المسألة من هذه الزاوية الدقيقة ، مع مراعاته ضبطَ الحكم -من هذه الجهة-بصورة ترجح المصالح على المفاسد-ضمن الأصول الشرعية-.
 
Maka mensikapi kondisi seperti ini –yang tidak punya kuasa untuk menolak- yang terkadang tidak terpenuhi syarat-syarat sebagian hokum teori –seblum terjadinya-, hal mana menjadikan seorang fakih –dengan benar- melihat kepada fikih masalah dari celah yang sempit ini, yang disertai dengan memperhatikan batasan-batasan hokum –dari arah ini- dalam bentuk mengunggulkan masalahat-masalahat atas kerusakan-kerusakan –sesuai dengan ushul syar’i-.
 
Semoga bermanfaat!
==Lihat pula==
* [[Takfir]]