NAMRU-2: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k koreksi
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Baris 41:
Unit ini kemudian didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia untuk menyelidiki penyakit penyakit menular yang signifikan baik untuk Angkatan Laut A.S. dan Departemen Pertahanan A.S. <ref name=USEmbJak> {{en}} [http://jakarta.usembassy.gov/pr_04232008.html U.S Embassy Jakarta: Fact Sheet The Truth About Namru-2]</ref><ref name=NMRC/> Pada tahun 1979, sebagai langkah diplomatik akibat diakuinya [[Republik Rakyat Cina]] oleh Amerika Serikat, NAMRU-2 diminta untuk meninggalkan Taiwan dan pindah ke Manila, Filipina. <ref name=NMRC/>
 
Pada tahun 1990 dikarenakan kekalutan politik di Filipina dan ancaman potensial terhadap personil A.S., pihak A.S. menganggap langkah bijaksana untuk memindahkan pusat komando ini karena ada keinginan untuk mengurangi keberadaan A.S. di Manila.<ref name=NMRC/> Angkatan Laut A.S. kemudian mulai menegosiasikan kepindahan unit induk ke Jakarta, Indonesia dan diskusi dimulai antara Kementrian Luar Negeri A.S. dan Pemerintah Indonesia.<ref name=NMRC/> Unit induk kemudian resmi pindah ke Jakarta dipada tahun 1991 dan Unit di Manila ditutup pada bulan Juni 1994.<ref name=USEmbCam/>
 
Setelah itu NAMRU-2 juga mulai merumuskan cara cara penanganan ancaman penyakit menular untuk personil militer A.S. yang diberangkatkan ke [[Laos]], [[Vietnam]], dan [[Kamboja]]. Proyek proyek riset bersama pun dimulai bersama otoritas lokal di negara-negara ini.<ref name=NMRC/> Kemudian Badan Organisasi Kesehatan Dunia ([[WHO]]) menunjuk NAMRU-2 sebagai pusat kolaborasi penyakit-penyakit baru untuk Asia Tenggara.<ref name=NMRC/>
Baris 50:
 
==NAMRU-2 di Indonesia==
Unit NAMRU-2 di Jakarta Indonesia mulai dibicarakan pada tahun 1968 antara Kementrian Kesehatan Indonesia dengan pihak Amerika Serikat sebagai unit terpisah dari fasilitas yang berada di Taipei, Taiwan. <ref name=NMRC/> Unit ini kemudian secara resmi didirikan pada tahun 1970 atas undangan resmi dari perwakilan Kementrian Kesehatan Indonesia. <ref name=USEmbJak/> <ref name=NMRC/> Menyusul kekalutan politik di Manila, unit induk resmi pindah ke Jakarta dipada tahun 1991 dan Unit di Manila ditutup pada bulan Juni 1994.<ref name=USEmbCam/>
 
NAMRU-2 Jakarta menempati lokasi sebesar 5.670 meter persegi yang terdiri dari laboratorium, kantor, dan tempat penyimpanan yang berada di tiga gedung yang berbeda yang terdapat di kompleks Kementrian Kesehatan Indonesia (Badan LITBANGKES).<ref name=NMRC/> Fasilitas ini juga dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan binatang yang telah diakreditasi oleh Asosiasi Akreditasi AS Untuk Perawatan Hewan Laboratorium - ''American Association for the Accreditation of Laboratory Animal Care'' (AAALAC).<ref name=NMRC/> Didalamnya juga termasuk 220 meter persegi laboratorium BL3 yang dipindahkan dari lokasi sebelumnya di Korea.<ref name=NMRC/> Selain fasilitas yang berada di Jakarta, fasilitas lain yang cukup modern dan lengkap adalah fasilitas riset seluas 418 meter persegi yang terdapat di Jayapura, Irian Jaya. Staf NAMRU-2 terdiri dari 175 pegawai Indonesia dan 19 pegawai A.S.<ref name=USEmbJak/>
Baris 70:
Namun pertemuan ini menjadi singkat karena Menteri Fadila diminta kembali ke Indonesia karena adanya wabah dan banyak diskusi penting yang dijadwalkan tidak terjadi.<ref name=CH/> Indonesia kemudian mulai mengirim lagi contoh virusnya berdasarkan konsensus negara-negara di dunia internasional bahwa virus flu burung Indonesia H5N1 nyata sangat berbahaya untuk manusia sehingga sangat penting bahwa laboratorium laboratorium WHO memiliki kesempatan menganalisis secara rinci, membandingkannya dengan virus yang mirip dari berbagai dunia lain, dan melindungi Indonesia dan negara lainnya dari penyebarannya.<ref name=ABC/> Dalam Pertemuan Kesehatan Tingkat Dunia juga dipertanyakan walaupun Indonesia memiliki keprihatinan dalam ranah geografisnya, penyebaran penyakit tidak melihat batas negara.<ref name=CH/>
 
Pengamat asal Amerika Serikat Scott McPherson yang merupakan konsultan pemerintah, bisnis, dan ahli persiapan dan pemulihan bencana menyatakan dalam blognya bahwa isu ini masuk pada tahap "tidak masuk akal" oleh Kementrian Kesehatan Indonesia. <ref name=ScottBlog>[http://www.scottmcpherson.net/journal/2008/4/10/epidemic-of-indonesian-health-ministry-insanity-grows-as-nam.html Epidemic of Indonesian Health Ministry insanity grows as NAMRU-2 banned]</ref> Scott juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak menunjukkan rasa terima kasih sama sekali atas apa yang telah dilakukan AS di Tangerang dalam memberantas Flu Burung dipada tahun 2008. <ref name=Antara3>[http://www.antaranews.com/view/?i=1207038671&c=NAS&s= Tangerang Dapat Bantuan Rp15 Miliar dari AS Tangani AI]</ref><ref name=ScottBlog/> Sebagai tambahan menurutnya virus flu burung tidak perlu dipersenjatai oleh manusia untuk menyebar, burungnya sendiri telah melakukan hal tersebut.<ref name=ScottBlog/> Sementara pengamat lain Debora MacKenzie kontributor untuk New Scientist menyatakan pada blognya bahwa pendirian Siti Fadilah yang mempermasalahkan transparansi perpindah tanganan virus masuk akal, dan WHO telah merespon dengan mendirikan sistem pelacakan virus yang didonasikan pergi kemana dalam sistem farmasi dan dunia keilmuan.<ref name=NewScientist> {{en}} [http://www.newscientist.com/blog/shortsharpscience/2008/02/using-flu-for-world-domination.html New Scientist:Using flu for world domination?]</ref> Diskusi diskusi juga mulai dibuka untuk merembukkan tata cara yang lebih baik dalam berbagi hasilnya.<ref name=NewScientist/> Sementara untuk senjata biologi adalah kesimpulan keliru.<ref name=NewScientist/> Debra menambahkan bahwa antara dua pilihan senjata biologis atau vaksin demi keuntungan, yang kedua malah menunjukkan skenario yang lebih mungkin.<ref name=NewScientist/>
 
====Dana bantuan AS dan Kekebalan Diplomatik Staf NAMRU-2====
Pada bulan Oktober 2005 dalam kunjungannya ke negara-negara Asia, Menteri Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat [[Mike Leavitt]] menyatakan telah mengalokasikan dana sebesar 3,15 juta dolar AS untuk membantu penanganan kasus flu burung di Indonesia.<ref name=Merdeka> [http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0510/26/nas4.htm Suara Merdeka.com: Jepang Kirim Tim Ahli Flu Burung dan Alat Medis ke Indonesia]. <small> Dipublikasi pada 26 Oktober 2005, diakses 30 Juni 2013</small></ref> Total bantuan yang didapatkan Indonesia adalah sejumlah 25 Juta Dolar <ref name=Merdeka/> sebagai awal bantuan Pemerintah Jepang mengirimkan tim tenaga ahli berupa tiga orang ahli diagnosis laboratorium yang akan mulai bekerja dan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan (Depkes); Pemerintah Australia menyerahkan 50 ribu Tamiflu, obat anti virus influenza produksi PT Roche dan direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Internasional (WHO)<ref name=Merdeka/>, Australia juga menyatakan akan menambah bantuannya 10 juta dolar Australia guna memerangi ancaman flu burung di Indonesia pernyataan yang disampaikan Menlu [[Alexander Downer]] kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sehingga paket bantuan kepada Indonesia untuk menangani flu burung menjadi 15,5juta dolar Australia, karena sebelumnya mereka telah menjanjikan bantuan sebesar lima juta dolar Australia.<ref name=Merdeka/>
 
Namun menurut Siti dalam bukunya "It's Time For The World To Change", Indonesia tidak pernah melihat uang yang dijanjikan oleh bantuan AS. <ref name=CH2/> Pada saat kunjungan Menteri Luar Negeri [[Condoleezza Rice]] ke Indonesia dipada tahun 2006 Siti menanyakan kemana dana bantuan yang dijanjikan oleh AS, yang menurut Siti dapat digunakan untuk Rumah Sakit rujukan.<ref name=Tempo>[http://www.tempo.co/read/news/2006/03/14/05575127/Pemerintah-Pertanyakan-Dana-Flu-Burung-AS Tempo: Pemerintah Pertanyakan Dana Flu Burung AS] </ref> Siti kemudian menyadari bahwa dana bantuan AS diberikan pada NAMRU-2 dengan argumentasi bahwa laboratorium ini melakukan riset H5N1 dan telah berkoordinasi dengan Kementrian Kesehatan, dan memperkerjakan 175 pegawai dimana 19 diantaranya adalah warga AS.<ref name=CH2/>
 
Pada bulan April 2008 sebuah telegram yang dikirimkan oleh [[Kedutaan Besar AS]] Jakarta untuk Washington yang dibocorkan oleh situs Wikileaks melaporkan perkembangan dimana ada pemberitaan yang mengumumkan bahwa Pemerintah Indonesia telah menutup NAMRU-2 <ref name=Wikileaks2>{{en}} [https://www.wikileaks.org/plusd/cables/08JAKARTA740_a.html Wikileaks: U.S. NAVAL MEDICAL RESEARCH UNIT GETS MEDIA ATTENTION]</ref> Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak tahu menahu mengenai penutupan ini dan meminta agar Washington menanggapi MoU yang dikirimkan agar pembicaraan dapat dilanjutkan.<ref name=Wikileaks2/>