Sepauk, Sintang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q12513735 |
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun) |
||
Baris 10:
=== Keluaran / Pengungsian ===
Beberapa kali di abad 20 terjadi pengungsian dari Sepauk. Ini terjadi karena berbagai sebab: ekonomi, sosial, pendidikan, dan juga kekerasan. Biasanya anak anak muda yang baru dewasa keluar dari Sepauk untuk mencari ilmu atau mencari kerja di ibukota propinsi [[Pontianak]] dan kemudian ibukota [[Jakarta]]. Bencana alam seperti kemarau berkepanjangan atau bencana hama yang merusak sumber makanan juga menyebabkan pergolakan sosial dan memaksa penghuni untuk mengungsi ke kota [[Pontianak]]. Pertentangan antara orang asli suku [[dayak]] dan orang [[suku Madura]]
Orang asli sepauk memiliki adat dan tradisi yang berbeda dengan orang daerah lainnya, sebab orang asli sepauk adalah orang dayak seberuang. Suku dayak seberuang adalah orang yang sangat ramah, dayak seberuang telah lama menghentikan tradisi 'mengayau', yaitu memotong kepala manusia untuk berbagai kebutuhan. Sejak itu, karena orang dayak seberuang tidak melakukan tradisi mengayau lagi, mulai lah berdatangan gelombang transmigrasi yang pada saat itu datang dalam jumlah yang tidak terlalu banyak, namun setelah transmigrasi itu jumlah para transmigran semakin bertambah, karena desakan para transmigran ini orang asli sepauk yaitu suka dayak seberuang semakin terusik keberadaannya. dayak seberuang semakin hari semakin didesak, yang pada awalnya tinggal di tepi sungai semakin terdesak tinggal ke dalam hutan. Ini lah kebaikan serta kebodohan orang dayak seberuang yang membiarkan begitu saja para orang luar mengambil tanah mereka. Kebaikan dari orang dayak yang memberikan tananya untuk didiami oleh orang lain yang bukan siapa-siapanya. Untung saja tradisi mengayau telah di hapuskan, bila tidak akan sering terjadi pertumpahan darah dimna-mana.
|