Suku Kutai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
HudaSatria (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler
Baris 1:
{{ethnic group|
|group=Suku Dayak Kutai
|poptime=~ '''314368.000'''
|popplace=[[Kalimantan Timur]]: '''314368.000'''{{br}}
|langs=[[bahasa Kutai|Kutai]], [[bahasa Banjar|Banjar]], [[bahasa Melayu|Melayu]], [[bahasa Indonesia|Indonesia]]
|rels=[[Islam]],[[Hindu]] [[Kahariang]],[[Kristen]]
|related=[[suku Melayu|Melayu]], [[Dayak]] ([[Rumpun Ot Danum]]: [[suku Dayak Tunjung]], [[Suku Dayak Benuaq|Benuaq]], [[suku Banjar|Banjar]] }}
 
'''Suku Kutai''' atau Urang Kutai atau Suku Dayak Kutai adalah suku asli yang mendiami wilayah [[Kalimantan Timur]] yang mayoritas saat ini beragama Islam dan hidup di tepi sungai. [[Suku Kutai]] merupakan bagian dari rumpun [[Suku Dayak]], khususnya dayak rumpun [[ot danum]] ( tradisi lisan orangtua beberapa Suku Kutai yang mengatakan [[Suku Dayak Lawangan]] yang kemudian berdiam di Kalimantan Timur melahirkan [[Suku Dayak Tunjung]] dan [[Suku Dayak Benuaq]], kemudian dengan masuknya budaya melayu dan muslim melahirkan terbentuknya masyarakat [[Suku Kutai]] yang berbeda budaya dengan [[Suku Dayak]]). Pada awalnya Kutai merupakan nama suatu teritori tempat bermukimnya masyarakat asli Kalimantan atau Dayak. Suku Kutai berdasarkan jenisnya adalah termasuk suku melayu tua sebagaimana Suku Dayak di Kalimantan Timur. Oleh karena itu secara fisik Suku Kutai mirip dengan Suku Dayak rumpun Ot Danum. Hubungan Kekerabatan Suku Kutai dengan Suku Dayak diceritakan juga dalam tradisi lisan Suku Dayak dengan berbagai versi di beberapa subsuku rumpun Ot Danum (karena masing - masing subsuku memiliki sejarah tersendiri). Adat-istiadat lama Suku Kutai banyak kesamaan dengan adat-istiadat Suku Dayak rumpun ot danum (khususnya Tunjung-Benuaq) misalnya; Erau (upacara adat yang paling meriah), belian (upacara tarian penyembuhan penyakit), memang, dan mantra-mantra serta ilmu gaib seperti; parang maya, panah terong, polong, racun gangsa, perakut, peloros, dan lain-lain. Dimana adat-adat tersebut dimiliki oleh Suku Kutai dan Suku Dayak. Bahkan hingga saat ini masih ada [[Suku Kutai]] di Desa Kedang Ipil, [[Kutai Kartanegara]] yang menganut kepercayaan kaharingan sama halnya dengan [[Suku Dayak]].
 
 
 
== Etimologi ==