Islam di Myanmar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- diantara + di antara )
Baris 58:
Awal masuknya Islam di Myanmar serta perkembangan umat Islam disana umumnya tidak terlalu mendapat perhatian dari masyarakat dunia. Sedikit sekali masyarakat Internasional yang mengangkat isu penderitaan muslim Myanmar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memaparkan kondisi umat Islam di Myanmar mulai dari awal masuknya Islam hingga dinamika-dinamika yang ada dalam komunitas Islam minoritas ini.
Setelah Islam tersebar di sekitar pantai benua kecil India sekitar abad ke-7 M, pedagang Islam mulai menyebarkan agama itu ke Burma.Mayoritas mereka berasal dari etnis Arab, Persia, dan India. Pelaut-pelaut Islam ini untuk pertama kalinya sampai di burma kira-kira abad ke-9 M. Tumpuan utama mereka adalah berdagang di sekitar pantai Arakan dan hilir Burma.
Dalam tulisan-tulisan pelaut (pengembara) Arab dan Persia pada masa itu terdapat catatan tentang Burma. Ibn Khordadhbeh, Sulaiman, Ibn al-Faqih dan al-Maqdisi yang melintasi kawasan ini pada abad ke-9 dan 10 M telah mencatatkan aktivitas pedagang-pedagang Islam di Burma ketika itu. Diantara mereka ada yang singgah di burma untuk berdagang dan ada pula yang menanti angin sebelum meneruskan pelayaran mereka ke timur atau balik ke India atau tanah Arab. Ada juga diantaradi antara mereka yang akhirnya menetap di burma karena kapal yang mereka tumpangi rusak atau tenggelam. Mereka yang agak lama tinggal di Burma ini akhirnya menikah dengan penduduk setempat yang beragama Budha, sehingga terbentuklah komunitas Islam di pelabuhan-pelabuhan negara itu.Orang-orang keturunan Islam ini dikenal sebagai Pathee atau Kala.Perkawinan campuran ini telah menyebabkan tersebarnya agama Islam di sekitar kota-kota pelabuhan di Burma terutama setelah abad ke-10 M.
Duarte Barbosa, seorang pengembara Portugis yang berkunjung ke India antara tahun 1501-1516 M juga menyebutkan tentang pesatnya perdagangan yang dijalankan oleh orang Islam antara Burma dan India. Diantara barang komoditi yang dibawa oleh kapal-kapal dagang Islam itu adalah gula, batu permata (delima), kapas, sutera, tembaga, perak, herba, dan obat-obatan.
Kehadiran orang Islam di Burma ini nampaknya tidak menyenangkan penduduk pribumi.Mereka sering diganggu terutama setelah kedatangan orang Barat ke Burma.Namun demikian orang Islam yang telah menjadikan Burma sebagai tanah air mereka terus tinggal berkelompok dipinggir pantai sekitar pelabuhan dan menjadi komunitas yang dikenal sebagai orang Burma Islam (Muslim Burmese).