Hasyim bin Abdu Manaf: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pai Walisongo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 180.247.219.3 (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh EmausBot. (TW)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- asal-usul + asal usul )
Baris 42:
Akhirnya ia mendesak pamannya agar mereka mendatangi salah seorang ahli nujum di tanah Arab, dan hanya orang yang dikukuhkan oleh ahli nujum itulah yang berhak memegang kendali pemerintahan. [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]] menyetujui hal tersebut dengan dua syarat. Pertama, pihak yang kalah harus mengurbankan seratus ekor unta bermata hitam dalam musim haji. Kedua, ia juga harus meninggalkan Mekkah selama sepuluh tahun. Ternyata ahli nujum, Asfan melihat [[Hâsyim bin 'Abd al-Manâf|Hâsyim]]. Ia pun memujinya dan memberikan keputusan yang menguntungkannya. Karena itu [[Umayyah bin 'Abd asy-Syams|Umayyah]] terpaksa meninggalkan [[Mekkah]] dan tinggal selama sepuluh tahun di [[Syria]].<ref name="ar-Risalah"/>
 
Efek dari permusuhan ini berlangsung turun menurun hingga 130 tahun setelah kedatangan [[Islam]]. Riwayat di atas, di samping menyoroti asal- usul permusuhan antara kedua keluarga, juga menjelaskan penyebab pengaruh [[Bani Umayyah]] di [[Syria]]. Hubungan yang terjalin lama dengan [[Syria]] menyiapkan tempat bagi pemerintahan mereka di sana, khususnya [[Damaskus]] sebagai pusat pemerintahan [[Bani Umayyah]].<ref name="ar-Risalah"/>
 
== Pernikahan ==