Albert Manumpak Sipahutar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 47:
==Kehidupan akhir==
Sipahoetar kembali ke Batavia setelah merasa baikan walaupun kondisi fisiknya masih buruk. Ia tetap aktif di dunia politik dan terus menulis untuk sejumlah surat kabat, termasuk ''[[Keng Po]]'' milik [[Tionghoa Indonesia|Tionghoa]] dan ''Kebangoenan'' milik pribumi Inodnesia.{{sfn|van Klinken|2003|p=144}} Atas aktivitas politiknya, pemerintah Belanda menangkap Sipahoetar. Ia pertama ditahan di [[Sukabumi]], kemudian di [[Garut]] dan [[Nusakambangan]].{{sfn|I.N.|1981|p=387}}
Pasca [[pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang di Hindia Belanda]] pada awal 1942, Sipahoetar dan sesama [[tahanan politik]]nya dibebaskan dan kembali ke Batavia untuk membuka lagi Antara. Akan tetapi, pemerintah pendudukan meminta kantor berita ini di[[likuidasi]].{{sfn|I.N.|1981|p=387}} Akhirnya perusahaan ini berganti nama menjadi Yashima pada tanggal 29 Mei dan digabung ke [[Dōmei Tsushin]] tiga bulan kemudian.{{sfn|Setiawanto|2008}}{{sfn|McVey|1985|p=146}} Ia kemudian menulis biografi pendek tentang tokoh nasionalis [[Sukarno]], [[Mohammad Hatta]], dan [[Sartono]]. Menurut jurnalis Indonesia Soebagijo I.N, buku berjudul ''Siapa?: Loekisan tentang Pemimpin2'' ini adalah biografi [[bahasa Indonesia|berbahasa Indonesia]] pertama.{{sfn|I.N.|1981|p=386}}
|