Penaklukan Guatemala oleh Spanyol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15:
 
== Pengaruh penyakit dari Dunia Lama ==
Epidemi yang secara tidak sengaja dibawa oleh bangsa Spanyol adalah [[variola]], [[campak]], dan [[influenza]]. Penyakit tersebut, ditambah dengan [[tifus]] dan [[demam kuning]], sangat berdampak pada penduduk Maya.<ref>Jones 2000, hal. 363.</ref> Penduduk asli di [[Dunia Baru]] tidak memiliki resistensi terhadap penyakit-penyakit tersebut. Akibatnya, penyakit tersebut menewaskan banyak tentara dan penduduk tanpa perlu terjadi pertempuran.<ref>Sharer and Traxler 2006, hal. 762–763.</ref> Kedatangan penyakit-penyakit tersebut merupakan bencana bagi penduduk asli Amerika; diperkirakan 90% penduduk asli Amerika tewas akibat penyakit dalam satu abad setelah kontak dengan bangsa Eropa.<ref name="Coe99p231">Coe 1999, hal. 231.</ref>
 
Pada tahun 1519 dan 1520, sebelum kedatangan bangsa Spanyol, epidemi menyebar ke Guatemala selatan.<ref>Restall and Asselbergs 2007, hal. 3.</ref> Pada saat Spanyol sedang sibuk berperang melawan [[Aztek]], wabah menyebar ke ibukota Kaqchikel di Iximche, sementara ibukota K'iche' di Q'umarkaj mungkin juga mengalami nasib yang sama.<ref>Carmack 2001b, hal. 172.</ref> Kemungkinan wabah yang sama menyebar ke seluruh Dataran Tinggi Guatemala.<ref>Lovell 2005, hal. 70.</ref> Menurut pemahaman modern, diperkirakan 33-50% penduduk dataran tinggi tewas karena tidak memiliki resistensi. Jumlah penduduk di dataran tinggi Guatemala tetap berada di bawah jumlah penduduk sebelum penaklukan hingga pertengahan abad ke-20.<ref name="Lovel05p71">Lovell 2005, hal. 71.</ref> Pada tahun 1666, [[tifus murine]] menyebar di departemen Huehuetenango. Variola juga dilaporkan menyebar di San Pedro Saloma pada tahun 1795.<ref name="Hinz0810p37">Hinz 2008, 2010, hal. 37.</ref> Setelah Nojpetén jatuh ke tangan bangsa Spanyol pada tahun 1697, diperkirakan terdapat sekitar 60.000 orang Maya yang tinggal di sekitar Danau Petén Itzá, termasuk pengungsi-pengungsi dari wilayah lain. Namun, 88% antara mereka tewas setelah sepuluh tahun dijajah akibat penyakit dan perang.<ref>Jones 2000, hal. 364.</ref>