Tamban, Barito Kuala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putra hsp (bicara | kontrib)
Putra hsp (bicara | kontrib)
Baris 44:
== Sejarah ==
 
Pada awalnya Tamban merupakan wilayah berstatus Kawedanan dan areal hutan gambut yang kurang dimanfaatkan, sehingga pada zaman penjajahan [[Belanda]] tepatnya Tahun [[1937]] dilakukan perpindahan penduduk ([[Transmigrasi]]) dari pulau [[Jawa]] ke pulau [[Kalimantan]]. Pada era tersebut sebanyak 115 kepala keluarga (KK) yang berasal dari [[Jawa Timur]] dipindahkan ke Purwosari 1 km.6 yang sekarang dikenal dengan Kecamatan Tamban. Pembukaan lahan gambut ini dilakukan dengan membuat saluran kanal yang menghubungkan sungai Kapuas Murung dengan [[sungai Barito]]. Pengembangan lahan gambut ini secara besar-besaran dimulai pada tahun 1969 – 1970 yang dikenal dengan proyek pembukaan persawahan pasang surut (P4S). Pada tahun 2000 an, wilayah Kecamatan Tamban ingin memisahkan diri dari kabupaten Barito Kuala dan membentuk kabupaten baru yaitu [[Bantam Raya]]. Kecamatan Tamban pada tahun 1980 an terkenal dengan industri Kayu lapis sampai dengan pertengahan tahun 2005. terdapat 6 perusahaan Kayu lapis di sepanjang [[Sungai Barito]] terbanyak di [[Barito Kuala]], seperti Daya Sakti Unggul Corporation (DSUC), Barito Pasifik Timber Group (BPTG) Dll. Namun, karena bahan baku kayu semakin langka, akhirnya perusahaan banyak yang gulung tikar.
 
== Camat ==