Pada tahun [[1931]] Maulana Rahmat Ali berangkat menuju [[Jakarta]], atau [[Ibu kota|ibukotaBatavia]] Indonesiawaktu itu. Melalui diskusi-diskusi perorangan yang ingin mengetahui tentang Ahmadiyah maupun diskusi secara terbuka, dakwah Ahmadiyah di tanah jawa mendapat perhatian yg luar biasa. Perdebatan-perdebatan resmi terjadi antara Ahmadiyah, Ulama Islam, [[Pendeta]] di kota [[Jakarta]], [[Bogor]], [[Bandung]], sampai kota [[Garut]]. Dalam tahun [[1933]] telah terjadi tiga kali perdebatan Jemaat Ahmadiyah dengan pihak Pembela Islam dari organisasi [[Persis]] (Persatuan Islam) yang dipimpin oleh [[Ahmad Hassan | A. Hassan]] yang lebih dikenal dengan "Hassan Bandung" guru dari Almarhum [[Mohammad Natsir]] mantan Ketua Rabithah Alam Islami dan [[Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia | Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)]] yang terkenal. Diawali surat menyurat diskusi Ahmadiyah lewat majalah bulanan Ahmadiyah "Sinar Islam" dan majalah "Pembela Islam" yang merupakan media Persis waktu itu, yang selanjutnya menimbulkan kesepakatan diantara kedua belah pihak untuk mengadakan suatu pertemuan yang ketika itu disebut "Openbare Debatvergadering (Pertemuan Debat Terbuka) yang pertama kalinya diadakan pada bulan [[April]] tahun [[April 1933 | 1933]], bertempat di gedung Sociteit "Ons Genoegen" Naripanweg, Bandung.<ref>Subjek "Pedebatan demi demi perdebatan", Diskusi Sdr.Nadri Saaduddin http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1997/09/26/0121.html</ref> Perdebatan kedua adalah lanjutan dari perdebatan pertama terjadi di Batavia