Bambang Soesatyo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: karir → karier (2) using AWB
Baris 26:
 
Di tahun 2012, Bambang yang menapak genap usia emasnya, 50 tahun—menandai ulang tahun ketiga masa pemerintahan SBY-Boediono dengan mempersembahkan karya tulis yang gres: *Republik Galau: Presiden Bimbang, Negara Terancam
Gagal*.
 
Tak sekadar itu, Bambang konsisten menjadikan kebiasaan mencatat sebagai tradisi diri dan kesungguhannya untuk mendokumentasikan segala sesuatu sesegera mungkin. Hingga saat ini, ia tercatat dalam daftar yang dapat dihitung dengan jari sebelah tangan dalam jajaran politisi yang mampu menulis tiga buku dalam tiga tahun terakhir.
Baris 36:
Pancasila dan pengurus teras PPK Kosgoro 1957 serta seabrek jabatan lain.
 
Menggeluti organisasi sejak muda, saat mahasiswa Bambang sempat menjadi Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa dan pengurus Senat Mahasiswa Universitas Jayabaya. Di luar kampus, dia adalah Wakil Sekjen PB HMI-MPO dan Ketua Umum Lembaga Mahasiswa Mapussy. Aktivitas kemahasiswaannya juga diwarnai oleh kegiatan pers kampus (IPMI). Tak mengherankan jika karirkarier pertama Bambang berawal dari ranah jurnalistik. Ia menjadi wartawan harian *Prioritas* pada 1985. Sayang, koran yang didirikan Surya Paloh itu harus berhenti terbit karena dibreidel. Setelah itu, Bambang bekerja sebagai wartawan sekaligus sekretaris redaksi majalah *Vista*.
 
Pada 1990, bersama sejumlah tokoh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi): Aburizal Bakrie, Agung Laksono, Fadel Muhammad, dan Adi P. Tahir, Bambang mendirikan majalah *Info Bisnis*. Ia menjabat direktur utama sekaligus pemimpin redaksi di sana. Selama beberapa tahun, majalah ini sanggup mewarnai dunia jurnalistik Indonesia. Di saat memimpin *Info Bisnis*, Bambang sangat produktif menulis buku. Bersama politisi Ridwan Saidi, ia menulis *Mahasiswa dan Lingkaran Politik* pada 1990. Setelah itu, ia menulis *Kelompok Cipayung, Pandangan dan Realita* (1991), *Hipmi, Gerakan dan Pemikiran* (1994), serta *Ekonomi Indonesia 2020* (1995).
 
Beberapa tahun pascakrisis Asia pada 1998, majalah *Info Bisnis *tak sanggup bertahan. Kegiatan menulis Bambang sempat jeda. Apalagi sebagian bisnisnya juga ikut diterpa krisis. Tapi karirkarier jurnalistik Bambang tak lantas berhenti. Pada 2004, setelah Jusuf Kalla diangkat menjadi Ketua Umum Partai Golkar, pria yang selalu penuh elan vital itu dipercaya menjadi direktur sekaligus Pemimpin Redaksi *Suara Karya* hingga 2006.
 
Setelah itu, hasil kreativitasnya kembali mengalir bagai air bah. Karya tulis Bambang terserak dalam bentuk kolom dan opini di banyak media Tanah Air. Nyaris setiap pekan, minimal satu kolom ia menulis di media massa. Gebrakannya membongkar kasus *bailout *Bank Century membuat Bambang sibuk memenuhi undangan seminar dan diskusi. Namanya juga kian dikenal karena
Baris 49:
 
Aktivitas di dunia usaha sempat membuat penggemar Harley-Davidson ini aktif di Hipmi. Pada periode 2001-2005, Bambang menjadi Ketua BPP Hipmi. Selepas dari Hipmi, ia aktif di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dan kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2010-2015 dan Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distribusi (Ardin)
Indonesia periode 2009-2014.
 
Dengan seabrek pengalamannya, penyuka kemeja batik yang juga pengurus harian di Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) masa bakti 2010-2014 ini beberapa kali mendapat penghargaan. Pada 1995 ia memperoleh Adhi Karya Award. Setahun kemudian, diraihnya anugerah Top Eksekutif Indonesia Award. Bambang bersama anggota Tim Sembilan (inisiator hak angket kasus Bank Century) juga mendapat penghargaan dari Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) pimpinan Ismed Hasan Putro karena
Baris 106:
*http://news.okezone.com/read/2009/11/22/158/277976/bambang-soesatyo-sang-wartawan-menuju-senayan
*http://suarapengusaha.com/2013/01/21/bambang-soesatyo-politisi-pengusaha-pengoleksi-mobil-mewah/
 
 
[[Kategori:Anggota DPR 2009-2014]]