Bagong Kussudiardjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jasintacantik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
Pada Desember 1984, Bagong memulai perjalanan lima bulan ke tujuh negara [[Eropa]]. Bersama 14 penari, ia mengadakan 69 kali kegiatan: pentas tari, seminar, ''workshop'', pameran batik, dan demonstrasi melukis batik. Pada Hari Kebangkitan Nasional di [[Jakarta]], 20 Mei 1985, ia mempertunjukkan Pawai Lintasan Sejarah Indonesia, didukung 710 penari dan figuran. Sebulan kemudian, Bagong beserta 100 penari muncul di pesisir [[Parangtritis]], 27 km di selatan [[Yogyakarta]]. Pentas tari kreasinya berjudul ''Kita Perlu Berpaling ke Alam dan Bersujud pada-Nya''. Bulan berikutnya ia dengan 15 penari ''manggung'' di [[Malaysia]], mementaskan tari ''Gema Nusantara'', ''Igel-igelan'', dan ''Ratu Kidul''. Pada 5 Oktober 1985 di [[Jakarta]], ia menampilkan ''Pawai Lintasan Sejarah ABRI''. "Gagasannya dari Wayang Beber", ceritanya. Ia melibatkan 8.000 seniman, militer, hansip, dan veteran.
 
Masa kecilnya yang sulit, kendati ia cucu G.P.H. Djuminah--kakak [[Hamengkubuwana VIII|Sri Sultan Hamengkubuwono VIII]]--membuat Bagong suka bekerja keras. Ayahnya, pelukis wayang dan penulis aksara Jawa, kurang mampu menopang kehidupan keluarga. Bagong harus melakoni berbagai pekerjaan, seperti menambal ban dan jadi kusir andong.<ref name=pdat />
 
Ia adalah pendiri dari sebuah lembaga pendidikan seni nonformal yang didirikan pada tahun 1978 bernama '''Yayasan Bagong Kussudiardja'''.