Islam di Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
Di masa kini ketika Jepang menjadi salah satu tujuan pendidikan, usaha dan wisata yang populer, banyaknya pekerja, pelajar dan wisatawan muslim turut mempengaruhi perkembangan Islam disana. Minister Sato, Wakil Duta Besar untuk Indonesia menyatakan: "Di Jepang pada tahun seribu sembilan ratus tiga puluhan (1930-an), hanya ada dua masjid, namun saat ini sudah terdapat lebih dari seratus masjid. Masyarakat Islam yang ada di Jepang, paling banyak orang Indoensia, kemudian orang Pakistan, Bangladesh, dan Iran. Pusat Islam dan Asosiasi Muslim Jepang di Tokyo menjadi pusat studi Islam dan Bahasa Arab bagi warga Jepang, yang banyak menarik perhatian warga muda Jepang. Saya percaya, akumulasi dari berbagai usaha yang kecil seperti ini, dapat memberi andil bagi dunia yang lebih damai."<ref name=Sato>{{cite web|url=http://www.id.emb-japan.go.jp/spmins.html |title=Ceramah oleh Minister Sato, Wakil Duta Besar untuk Indonesia “Hubungan Islam dan Jepang” |publisher=www.id.emb-japan.go.jp |date= |accessdate=2014-01-05}}</ref>
 
Bandara-bandara internasional di Jepang berusaha menjadi lebih ramah kepada umat Islam dengan menyediakan fasilitas dan ruang ibadah di tengah kenaikan tajam pengunjung dari dunia Islam menyusul kelonggaran dari pemerintah Jepang tentang peraturan untuk mengeluarkan visa pada Juli 2013.<ref>{{cite web|url=http://asia.nikkei.com/Viewpoints/Culture/Airports-in-Japan-striving-to-become-friendlier-to-Muslims|title=Airports in Japan striving to become friendlier to Muslims|publisher=http://asia.nikkei.com|date=2013-12-22|accessdate=2014-01-11}}</ref>
[[Kyoto]], berencana menjadi kota yang ramah terhadap muslim. Pasca pembebasan visa pada Juli 2013, jumlah pengunjung muslim asal Malaysia ke Jepang meningkat dan mendorong pemerintahan di Kyoto mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kyoto memiliki kelompok studi dibawah Asosiasi Muslim Kyoto. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1987 ini mengusahakan agar muslim dapat mengunjungi masjid dan beribadah di dalamnya, menyediakan ruangan dengan petunjuk arah kiblat, juga memberikan informasi terkait tempat-tempat makan halal yang di Kyoto.<ref>http://www.kyoto.travel/muslim/en/</ref><ref>{{cite web|url=http://www.japantimes.co.jp/news/2013/12/22/national/kyoto-aims-to-be-muslim-friendly-city/|title=Kyoto aims to be Muslim-friendly city|publisher=www.japantimes.co.jp|date=2013-12-22|accessdate=2014-01-11}}</ref>
 
[[Kyoto]], juga berencana menjadi kota yang ramah terhadap muslim. Pasca pembebasan visa pada Juli 2013, jumlah pengunjung muslim asal Malaysia ke Jepang meningkat dan mendorong pemerintahan di Kyoto mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kyoto memiliki kelompok studi dibawah Asosiasi Muslim Kyoto. Asosiasi yang berdiri sejak tahun 1987 ini mengusahakan agar muslim dapat mengunjungi masjid dan beribadah di dalamnya, menyediakan ruangan dengan petunjuk arah kiblat, juga memberikan informasi terkait tempat-tempat makan halal yang di Kyoto.<ref>http://www.kyoto.travel/muslim/en/</ref><ref>{{cite web|url=http://www.japantimes.co.jp/news/2013/12/22/national/kyoto-aims-to-be-muslim-friendly-city/|title=Kyoto aims to be Muslim-friendly city|publisher=www.japantimes.co.jp|date=2013-12-22|accessdate=2014-01-11}}</ref>
 
=== Persatuan Muslim Jepang ===