Rumpun dialek Arekan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Dialek Surabaya''' atau lebih sering dikenal sebagai ''bahasa Suroboyoan'' adalah sebuah dialek [[bahasa Jawa]] yang dituturkan di [[Surabaya]] dan sekitarnya. Dialek ini berkembang dan digunakan oleh sebagian masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Secara struktural bahasa, bahasa Suroboyoan dapat dikatakan sebagai bahasa paling kasar. Meskipun demikian, bahasa dengan tingkatan yang lebih halus masih dipakai oleh beberapa orang Surabaya, sebagai bentuk penghormatan atas orang lain.
 
Batas wilayah penggunaan dialek Suroboyoan diperkirakan sampai wilayah:
Baris 15:
Akhir-akhir ini, banyak media lokal yang menggunakan dialek Surabaya sebagai bahasa pengantar mereka.
 
Orang Suroboyoan lebih sering menggunakan partikel "rek" sebagai ciri kahs mereka. Partikel ini berasal dari kata "arek", yang dalam dialek Surabaya menggantikan kata "bocah" (=anak) dalam bahasa Jawa standardstandar.
Partikel lain adalah "seh" (e dibaca seperti e dalam kata edan), yang dlam bahasa Indonesia setara dengan partikel "sih".
 
Orang Suroboyoan juga sering mengucapkan kata "titip" secara /tetep/, dengan i diucapkan seperti /e/ dalam kata "edan"; dan kata "tutup" secara /totop/ dengan u diucapkan seperti /o/ dalam kata "soto".
Selain itu, vokal terbuka sering dibuat hambat, seperti misalnya: "kaya" (=seperti) lebih banyak diucapkan /k@y@?/ daripada /k@y@/, kata "isa" (=bisa) sering diucapkan /is@?/ daripada /is@/.
 
==Kosa kata==
Beberapa kosa kata khas Suroboyoan:
"arek" berarti "anak" (bahasa Jawa standard standar: bocah);
"ladhing" berarti "pisau" (bahasa Jawa standard standar: peso);
"dhukur" berarti "tinggi" (bahasa Jawa standard standar: dhuwur);
"thithik" berarti "sedikit" (bahasa Jawa standard standar: sithik);
"pancet" berarti "tetap sama" ((bahasa Jawa standard standar: tetep);
"mene" <e pertama diucapkan pepet> berarti "nanti" (bahasa Jawa standard standar: mengko);
"ndhek" berarti "di" (bahasa Jawa standard standar: "ing" atau "ning"; dalam bahasa Jawa standardstandar, kata "ndhek" digunakan untuk makna "pada waktu tadi", seperti dalam kata "ndhek esuk" (=tadi pagi),"ndhek wingi" (=kemarin));
"nontok" lebih banyak dipakai daripada "nonton";
"ya apa" (diucapkan /y@?@p@/) berarti "bagaimana" (bahasa Jawa standard standar: "piye" atau "kepiye"; sebenarnya kata "ya apa" berasal dari kata "kaya apa" yang dalam bahasa Jawa standardstandar berarti "seperti apa")
 
[[Kategori:Bahasa Jawa]]