Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 7:
Di masa pemerintahan '''Sultan Bayanullah''' (1500-1522), Ternate semakin berkembang, rakyatnya diwajibkan berpakaian secara islami, teknik pembuatan perahu dan senjata yang diperoleh dari orang Arab dan Turki digunakan untuk memperkuat pasukan Ternate. Di masa ini pula datang orang Eropa pertama di Maluku, Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema), tahun 1511, Portugis pertama kali menginjakkan kaki di Maluku dibawah pimpinan Fransisco Serrao, atas persetujuan Sultan, Portugis diizinkan mendirikan pos dagang di Ternate.
Tindak tanduk Portugis yang semakin kurang ajar dan semena-mena membuat '''Sultan Khairun''' (1534-1570) bertekad mengusir Portugis dari Maluku, ketika diambang kekalahan, secara licik Gubernur Portugis, Lopez de Mesquita mengundang Sultan Khairun ke meja perundingan dan akhirnya dengan kejam membunuh Sultan yang datang tanpa pengawalnya. Pembunuhan Sultan Khairun semakin mendorong rakyat Ternate untuk menyingkirkan Portugis, bahkan seluruh Maluku kini mendukung kepemimpinan dan perjuangan '''[[
Sepeninggal Sultan Baabullah Ternate mulai melemah, Spanyol yang telah bersatu dengan Portugis tahun 1580 mencoba menguasai kembali Maluku dan menyerang Ternate, peperangan dengan Spanyol memaksa Sultan Ternate meminta bantuan Belanda tahun 1603. Belanda akhirnya secara perlahan-lahan menguasai Ternate, meskipun para Sultan berikutnya terus menentang kedudukan Belanda namun mereka gagal dan kedudukan Belanda tetap kuat di Maluku, kegagalan mereka justru membuat Ternate semakin terpuruk, Ternate terpaksa tunduk lewat berbagai perjanjian yang menguntungkan Belanda, wilayah kekuasaan Ternate satu persatu jatuh ke tangan Belanda, kewenangan Sultan dibatasi hingga hanya menjadi simbol belaka dan sejak itu Ternate pun akhirnya terkucil dari dunia Internasional.
|