Harimau jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
k Membatalkan 1 suntingan oleh 202.67.46.17 (pembicaraan) diidentifikasi sebagai vandalisme ke revisi terakhir oleh M. Adiputra. (TW)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Baris 20:
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een groep mannen en kinderen poseert bij een pas geschoten tijger te Malingping in Bantam West-Java TMnr 10006636.jpg|thumb|300px|Seekor harimau jawa ditembak di [[Malingping, Lebak]] (tahun 1941)]]
'''Harimau jawaSunda''' adalah jenis [[harimau]] yang hidup di Kepulauan [[Jawa]]Sunda<ref>[http://dinosaurs.about.com/od/mesozoicmammals/p/Javan-Tiger.htm]</ref>. harimau ini dinyatakan punah di sekitar tahun [[1980-an]], akibat [[perburuan]] dan perkembangan lahan [[pertanian]] yang mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Ada kemungkinan [[kepunahan]] ini terjadi di sekitar tahun [[1950-an]] ketika diperkirakan hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini. Terakhir kali ada sinyalemen dari harimau jawasunda ialah pada tahun 1972. Pada tahun 1979, ada tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau JawaSunda. Kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Pada tahun 1990-an ada beberapa laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverfikasi.<ref>[http://www.thejakartapost.com/yesterdaydetail.asp?fileid=20021030.S03 Bambang M. 2002. In search of 'extinct' Javan tiger. The Jakarta Post (October 30).]</ref> <ref>[http://www.javantiger.or.id harimau jawa belum punah! (Indonesian Javan Tiger website)]</ref>
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een jager poseert bij de huid van een geschoten tijger bij Kalitapakdoewoer TMnr 10024166.jpg|thumb|left|175px|Faktor yang dianggap menjadikan harimau Sunda punah adalah kerusakan habitat akibat tekanan penduduk dan perburuan intensif pada awal abad ke-20.]]
 
Di akhir tahun 1998 telah diadakan Seminar Nasional harimau jawasunda di UC UGM yang berhasil menyepakati untuk dilakukan "peninjauan kembali" atas klaim punahnya satwa ini. Hal tersebut karena bukti-bukti temuan terbaru berupa jejak, guratan di pohon, dan rambut, yang diindikasikan sebagai milik harimau jawasunda. Secara mikroskopis, struktur morfologi rambut harimau jawasunda dapat dibedakan dengan rambut [[Macan Tutul]]. Oleh karena itu hingga sekarang masih dilakukan usaha pembuktian eksistensi satwa penyandang status punah ini.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Grasveld met tijger en publiek rampokkan TMnr 3728-833.jpg|thumb|300px|[[Rampokan macan]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]]
 
Di akhir abad ke-19, harimau ini masih banyak berkeliaran di [[Pulau Jawa|Pulau ]]Sunda. Pada tahun 1940-an, harimau jawa hanya ditemukan di hutan-hutan terpencil. Ada usaha-usaha untuk menyelamatkan harimau ini dengan membuka beberapa [[taman nasional]]. Namun, ukuran taman ini terlalu kecil dan mangsa harimau terlalu sedikit. Pada tahun 1950-an, ketika populasi harimau jawa hanya tinggal 25 ekor, kira-kira 13 ekor berada di [[Taman Nasional Ujung Kulon]]. Sepuluh tahun kemudian angka ini kian menyusut. Pada tahun 1972, hanya ada sekitar 7 harimau yang tinggal di [[Taman Nasional Meru Betiri]]. Walaupun taman nasional ini dilindungi, banyak yang membuka lahan pertanian disitu dan membuat harimau jawasunda semakin terancam dan kemudian diperkirakan punah pada tahun 80-an.
 
harimau jawasunda mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar dari pada [[harimau sumatera]] dan [[harimau bali]]. Harimau jawa jantan mempunyai berat 150-200 kg dan panjangnya kira-kira 2.50 meter. Betina berbobot legih ringan, yaitu 75-115 kg dan sedikit lebih pendek dari jenis jantan. Besar tubuh harimau jawasunda ini diduga karena adanya kompetisi dengan macan tutul dan ajak. Disamping itu ada hukum: semakin menjauhi garis [[khatulistiwa]] maka ukuran tubuh harimau akan semakin besar, kecuali harimau bali.
 
Di samping harimau jawasunda, ada dua jenis harimau yang punah di abad ke-20, yaitu [[harimau bali]] dan [[harimau kaspia]]. Secara [[biologis]], harimau jawa mempunyai hubungan sangat dekat dengan harimau bali. Beberapa ahli [[biologi]] bahkan menyatakan bahwa mereka adalah satu [[spesies]]. Namun, banyak {{siapa}} juga yang membantah pernyataan ini.{{fact}}.
 
MeskipunHarimau harimau jawasunda bernama Latin Sondaica namun lebih disebut harimau jawa atau Javan Tiger. Mayoritas sumber bahasa Inggris menyebut Javan Tiger <ref>[http://dinosaurs.about.com/od/mesozoicmammals/p/Javan-Tiger.htm]</ref> <ref>[http://www.tigers.ca/Tigerworld/javanframe.html]</ref> <ref>[http://www.tigerhomes.org/animal/curriculums/javan-tiger-pc.cfm]</ref>. Nama latin Sondaica hanya dipakai sebagai penamaan biasa tetapi berhubung Latin sudah tidak menguasai dunia maka yang dipakai sekarang pengetahuan Inggris (English Knowledge). Karena harimau itu ditemukan di seluruh tempat di JawaSunda termasuk Jateng dan Jatim. Dulu dinamakan Sondaica karena penelitiannya di daerah yang mayoritas Sunda. Ternyata justru harimau jawa yang masih tersisa malah di Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama di hutan Meru Betiri Jatim. Banyak laporan penampakan harimau jawasunda di hutan Jateng dan Jatim.<ref>[http://www.lensaindonesia.com/2013/03/23/populasi-harimau-jawa-dikabarkan-masih-tersisa-di-hutan-trenggalek.html]</ref> <ref>[http://www.antaranews.com/berita/1265966150/misteri-keberadaan-harimau-jawa]</ref>. Yang dimaksud dengan harimau jawasunda ini adalah bukan Jawasunda dalam artian suku karena harimau tidak ada suku dan agama. Tetapi adalah Jawasunda dalam artian tempat atau wilayah. Jadiyaitu samakepulauan sekalisunda tidakdan adapulau motivasijawa kesukuanadalah dalamsalah penamaansatu harimaudari jawakepulauan sunda besar.
 
== Penelitian terakhir ==
 
Sensus terakhir tentang keberadaan harimau jawasunda dilakukan selama 1 tahun, yaitu sejak tahun 1999-2000. Survey selama 12 bulan ini berlangsung di Taman Nasional Meru Betiri, [[Jawa Timur]], atas permintaan langsung kepala taman nasional, Indra Arinal, dan didukung oleh direktur konservasi flora dan fauna, Ir. Koes Saparjadi, karena adanya laporan dari beberapa orang staf taman nasional serta warga setempat yang menduga bahwa harimau Sunda masih ada.
 
Sebanyak 12 staf taman nasional dilatih dengan dibekali 20 unit kamera, selain itu juga mendapat bantuan dari yayasan "The Tiger Foundation" berupa 15 unit kamera infra merah dalam rangka memfasilitasi upaya sensus.
 
Hasil sensus mengatakan: Tidak ada harimau jawasunda, hanya sedikit mangsa, banyak pemburu liar.<ref>[http://www.tigers.ca/Foundation%20overview/program/javan/javan.htm JAVAN TIGERS]</ref>.