Rakai Panangkaran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
Gunkarta (bicara | kontrib)
pengayaan
Baris 1:
'''Sri Maharaja Rakai Panangkaran Dyah Pancapana''' adalah raja kedua [[Kerajaan Medang]] ''periode Jawa Tengah'' (atau lazim disebut [[Kerajaan Mataram Kuno]]). Ia memerintah sekitar tahun [[770]]-an. MinimnyaPeriode data-datapemerintahannya sejarahmenandai Mataramdimulainya Kunokegairahan menyebabkanmembangun terjadinyaberbagai beberapa[[candi]] penafsiranberaliran di[[Buddha antaraMahayana]] paradi sejarawan[[Dataran mengenaiPrambanan]]; asalantara usullain Rakai[[Candi Panangkaran.Sewu|Tarabhavanam]], Ada[[Ratu yang berpendapat ia berasalBoko|Abhayagirivihara]], daridan [[WangsaCandi SanjayaSewu|Manjusrigrha]],.<ref adaname="Sewu">Papan pulaInformasi yangdi berpendapatCandi iaSewu, berasalBalai dariPelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah</ref> [[Wangsa Sailendra]].
 
Minimnya data-data sejarah Mataram Kuno menyebabkan terjadinya beberapa penafsiran di antara para sejarawan mengenai asal usul Rakai Panangkaran. Ada yang berpendapat ia berasal dari [[Wangsa Sanjaya]], ada pula yang berpendapat ia berasal dari [[Wangsa Sailendra]].
 
== Sang Pembangun Candi ==
Baris 6 ⟶ 8:
Sementara itu, prasasti yang berasal dari zaman Rakai Panangkaran adalah [[prasasti Kalasan]] tahun [[778]]. Prasasti ini merupakan piagam peresmian pembangunan sebuah [[candi]] [[Buddha]] bernama Tarabhavanam (Buana Tara) untuk memuja [[Tara (Bodhisattva)|Dewi Tara]]. Pembangunan ini atas permohonan para guru raja Sailendra. Dalam prasasti itu Rakai Panangkaran dipuji sebagai ''Sailendrawangsatilaka'' atau “permata Wangsa Sailendra”. Candi yang didirikan oleh Rakai Panangkaran tersebut sekarang dikenal dengan sebutan [[Candi Kalasan]].
 
Periode pemerintahannya ditandai dengan giatnya pembangunan candi-candi beraliran Buddha Mahayana di kawasan [[Dataran Prambanan]]. Selain candi Kalasan, berapa candi yang diperkirakan dibangun atas prakarsa Rakai Panangkaran antara lain [[Candi Sari]] yang dikaitkan sebagai wihara pendamping Candi Kalasan, [[Candi Lumbung]], Prasada Vajrasana Manjusrigrha ([[Candi Sewu]]), dan Abhayagiri Vihara (kompleks [[Ratu Boko]]).<ref name="Sewu">Papan Informasi di Candi Sewu, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah</ref>
 
[[Prasasti Abhayagiri Wihara]] yang berangka tahun 792 M menyebutkan tokoh bernama Tejahpurnapane Panamkarana (Rakai Panangkaran) mengundurkan diri sebagai Raja karena menginginkan ketenangan rohani dan memusatkan pikiran pada masalah keagamaan dengan mendirikan wihara yang bernama Abhayagiri Wihara, yang dikaitkan dengan kompleks [[Ratu Boko]]. Diperkirakan Raja Panangkaran telah wafat sebelum Candi Sewu dan Abhayagirivihara rampung, sehingga beliau tidak sempat menyaksikan beberapa karyanya (Candi Sewu).<ref name="Sewu"/>