Bustanil Arifin: Perbedaan antara revisi

Pada masa remaja ia bergabung dengan tentara Jepang. Setelah kemerdekaan ia direkrut menjadi tata usaha Kompi Parang Berdarah, kemudian diangkat sebagai Komandan Kompi III Bata­lyon III IRMA yang diter­junkan ke [[Medan Area, Medan|Medan Area]]. Tugasnya menghadang tentara [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] yang telah masuk melalui [[Pela­buhanPelabuhan Belawan]].

Setelah masa revolusi berakhir, ia melan­jutkan karier militernya di lingkungan [[TNI Angkatan Darat]] Pusat, diajak oleh senior-seniornya yang sama berjuang dipada masa revolusi di [[Nanggroe Aceh Darussalam|Aceh]] dan Medan Area. Di masa [[Orde Baru]], Bustanil diangkat [[Soeharto]] menjadi Kepala Bulog. Pada masa kepemimpinannya ia berhasil melakukan swasembada pangan. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari [[FAO]] (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. Pada tahun 1978, ia masuk ke dalam jajaran anggota [[Kabinet Pembangunan III]] yakni sebagai Menteri Muda Urusan Koperasi. Di [[Kabinet Pembangunan IV]] dan [[Kabinet Pembangunan V]], ia kembali terpilih sebagai Menteri Koperasi.

Di Sumatera Barat, Bustanil Arifin sempat membangun PDIKM (Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau) dan Minangkabau Village di Padang Panjang. Ia juga ikut membangun rumah sakit jantung di [[Kota Padang|Padang]] pada awal dekade 1990-an.<ref>harianhaluan.com [http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/28029-tokoh-minang-idola-aceh-yang-membesarkan-soeharto- Tokoh Minang Idola Aceh yang Membesarkan Soeharto]</ref>