Seni rupa Buddha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Gunkarta (bicara | kontrib)
Baris 13:
Simbol-simbol yang mewakili sosok Buddha antara lain singgasana kosong, ''Buddha-pada'' (telapak kaki Buddha), ''chattra'' (payung), [[stupa]], [[pohon Bodhi]] (melambangkan pencerahan Buddha), ''Dharma-chakra'' (roda hukum dharma), dan ''Triratna'' (tiga permata). Motif satwa juga digunakan sebagai perlambang episode kehidupan Buddha Gautama, seperti gajah yang melambangkan episode kelahiran Siddharta ketika [[Mahamaya|Ratu Maya]] bermimpi gajah putih memasuki rahimnya; kuda yang melambangkan episode kepergian Pangeran Sidharta melarikan diri keluar dari istana demi menjadi pertapa; dan rusa yang melambangkan episode wejangan pertama Buddha di Taman Rusa [[Sarnath]], Benares. Periode ini dapat disebut periode tanpa ikon dalam kesenian Buddha.<ref name="ExoticIndia">{{cite web|title=Putting The Ocean in a Bowl - The Origin of the Buddha Image|url=http://www.exoticindiaart.com/articleprint/buddhaimage|date=April 2004|publisher=Exotic India|accessdate=28 January 2014|}}</ref>
 
Para seniman pada periode ini enggan menggambarkan Sang Buddha dalam wujud manusianya, dan mengembangkan simbol-simbol tanpa ikon untuk menghindari menggambarkan wujud manusia Buddha. (bahkanBahkan dalam adegan naratif yang mestinya menampilkan figur manusia) tokoh lain tapi tidak menampilkan sosok Buddha.<ref>Sebagai contoh, relief dari kurun ini [http://www.exoticindiaart.com/articleprint/buddhaimage menggambarkan sekelompok wanita memuja Buddha yang hanya dilambangkan dengan telapak kakinya].</ref> Kecenderungan ini terus berlangsung hingga abad ke-2 SM di India Selatan, misalnya dalam aliran seni Amarawati awal.<ref name="ExoticIndia"/>
 
[[Berkas:KanishkaI.jpg||thumb|260px|Koin emas peninggalan [[Kanishka]], menampilkan sosok Buddha, dengan tulisan "Boddo" dalam [[aksara Yunani]].]]