Salman Aristo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perubahan pada cerita awal Salman berkenalan dengan Hanung Bramantyo, keterlibatan dalam film Brownies dan penulisan skenario Ayat-Ayat Cinta |
k Bot: en:Salman Aristo adalah artikel bagus; kosmetik perubahan |
||
Baris 13:
'''Salman Aristo''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|13|4|1976}}) adalah seorang penulis [[skenario]] [[film]] asal [[Indonesia]].<ref>[http://www.21cineplex.com/star/salman-aristo,462.htm "Salman Aristo : Terlalu Banyak Ide"] 21cineplex.com.</ref> Salman Aristo yang berdarah [[Orang Minang|Minang]] ini<ref name=":0">[http://books.google.co.id/books?id=1SxzJpubRHMC&pg=PA227&dq=Salman+Aristo+orang+minang&hl=id&sa=X&ei=LcPGUu__LYfKrAeiIQ&ved=0CDMQ6AEwAQ#v=onepage&q=Salman%20Aristo%20orang%20minang&f=false "Catatan akhir sekolah"] Erik Sasono. GagasMedia.</ref> mengambil jurusan jurnalistik di [[Universitas Padjajaran]] Bandung. Setelah lulus sarjana, berkat saran seorang sahabatnya, Salman mulai menulis naskah skenario pertamanya Tak Pernah Kembali Sama setebal 90 halaman pada tahun 1999<ref>Salman Aristo, "Rajanya" Skenario Andal, <a href="http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Salman-Aristo-Rajanya-Skenario-Andal/" style="font-size: 1em; line-height: 1.5em;">http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Salman-Aristo-Rajanya-Skenario-Andal/</a></ref>. Salman kemudian berprofesi sebagai kolumnis untuk Majalah [[MTV Trax]] dan memegang rubrik film, karena itulah dia dapat berhubungan dengan orang-orang di dunia perfilman.
Awal mula keterlibatan Salman pada film ''[[Brownies (film)|Brownies]]'' ialah, pada pertengahan tahun 2003, [[Hanung Bramantyo]] mengajukan cerita ''Surakarta 1912'' kepada studio [[SinemArt]]. Cerita tersebut berkisah tentang percintaan dua manusia yang berlainan budaya (Cina dan Jawa), yang mengambil latar belakang sejarah perkembangan industri batik tahun 1912<ref name=":1">The Show Must Go On, Blog Pribadi Hanung Bramantyo, <a href="http://gatek.blogspot.kr/2005/12/menang_18.html" style="font-size: 1em; line-height: 1.5em;">http://gatek.blogspot.kr/2005/12/menang_18.html</a></ref>. Tetapi produser SinemArt, [[Leo Sutanto]] menganggap skenario tersebut terlalu idealis dan berat. Produser Leo kemudian menyodorkan cerita lain kepada Hanung untuk dibaca. Cerita setebal 3 lembar karya Lina Nurmalina (yang juga senior Hanung di [[Institut Kesenian Jakarta]]) berjudul
Di tengah pengerjaan ''Brownies'', Salman juga menuliss skenario ''Catatan Akhir Sekolah'', ''Cinta Silver'', ''Jomblo'', dan ''Alexandria''. Dalam waktu 2 tahun tidak terasa sudah lima skenario telah dibuat<ref name=":0" />. Pada tahun 2005, Salman memutuskan untuk rehat sejenak dan menikah dengan [[Ginatri S. Noer]], juga sesama penulis skenario. Akhir tahun 2006, Salman mendapatkan tawaran untuk menulis skenario film [[Ayat-Ayat Cinta (film)|''Ayat-Ayat Cinta'']], skenario yang ditulisnya bersama dengan istrinya. Di tengan pembuatan ''Ayat-Ayat Cinta'', Salman dipercaya untuk menulis skenario film ''[[Laskar Pelangi (film)|Laskar Pelangi]]'' oleh Mira Lesmana. Di saat skenario ''Laskar Pelangi'' akan rampung, Salman dihubungi oleh Shanty Harmayn untuk menulis skenario ''Garuda di Dadaku'', jadilah skenario ketiga film tersebut ditulis bersamaan.
Baris 51:
[[Kategori:Tokoh dari Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
{{Link GA|en}}
|