Pelabuhan Tanjung Emas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mfa fariz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
SamanthaPuckettIndo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 65:
 
Walaupun sudah ada penambahan fasilitas pelabuhan Nusantara, Pelabuhan Semarang masih terbatas untuk disandari kapal-kapal berukuran besar. Pada masa itu, yang bisa merapat/bersandar di Dermaga Nusantara maksimum kapal-kapal dengan draft = 5 m atau berukuran ± 3.500 Ton bobot mati (Dwt). Sedang kapal-kapal dengan draft > 5 m masih harus berlabuh di luar pelabuhan atau di lepas pantai yang jaraknya ± 3 mil dari dermaga. Karena itu dikenal sebagai Pelabuhan REDE. Sejak 1970, arus kapal dan barang yang melalui Pelabuhan Semarang cenderung semakin meningkat setiap tahun. Menurut data tahun 1970-1983 kenaikan arus barang rata-rata tiap tahun yaitu 10% lebih. Mengingat keterbatasan fasilitas pelabuhan seperti kedalaman dan lebar alur/kolam yang tidak memadai untuk masuk/keluarnya kapal-kapal samudera, maka Pemerintah menetapkan untuk mengembangkan Pelabuhan Semarang.<ref>{{cite web |url=http://seputarsemarang.com/pelabuhan-tanjung-emas-7890/ | title=Pelabuhan Tanjung Emas |date=12 May 2012}}</ref>
 
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}
 
== Gambar-gambar ==
Baris 78 ⟶ 75:
Berkas:Stamps of Indonesia, 054-07.jpg|Prangko Mercusuar Semarang
</gallery>
 
== Catatan Kakikaki ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Pelabuhan di Indonesia|Tanjung Emas]]