Seni rupa Buddhisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
→‎Vietnam: pengayaan
Gunkarta (bicara | kontrib)
→‎Kamboja: pengayaan
Baris 206:
[[Kamboja]] adalah pusat [[Kerajaan Funan]], yang memperluas wilayah pengaruhnya hingga ke Burma dan sejauh Malaysia di selatan pada kurun antara abad ke-3 hingga abad ke-6. Pengaruhnya tampaknya hanyalah dalam bidang politik, sebagian besar pengaruh budaya datang langsung dari India.
 
Kemudian, dari abad ke-9 sampai abad ke-13, Hindu dan Buddha Mahayana [[Kerajaan Khmer]] mendominasi sebagian besar semenanjung Asia Tenggara, dan pengaruh terpentingnya adalah perkembangan seni rupa Buddha di wilayah tersebut. Di bawah kerajaan Khmer, lebih dari 900 candi dibangun di Kamboja dan di negara tetangga Thailand. [[Angkor]] berada di tengah-tengah perkembangan ini, dengan kompleks candi Hindu dan Buddha dan organisasi perkotaan yang mampu mendukung sekitar 1 juta penduduk kota. Pada mulanya Kerajaan Khmer lebih bersifat Hindu aliran Waisnawa, kemudian pada masa pemerintahan [[Jayawarman VII]] kerajaan beralih memeluk agama Buddha Mahayana. Hal ini terbukti dengan dibangunnya candi kerajaan [[Bayon]] yang menampilkan wajah-wajah Bodhisatwa Lokeswara.
 
[[Angkor]] berada di tengah-tengah perkembangan ini, dengan kompleks candi Hindu dan Buddha dan organisasi perkotaan yang mampu mendukung sekitar 1 juta penduduk kota. Banyak dari patung Buddha Kamboja ditemukan di Angkor, namun, penjarahan terorganisasi memiliki dampak buruk pada banyak situs di seluruh negeri.
 
Contoh seni rupa Buddha Kamboja periode Angkor adalah wajah Bodhisatwa [[Lokeswara]] berukuran besar yang berseri-seri menghiasi gerbang [[Angkor Thom]] dan prasat (menara-menara) candi [[Bayon]].<ref name="BuddhaNet">{{cite web|title=Historical Buddhist Sites|publisher=Buddha Dharma Education association & BuddhaNet|url=http://www.buddhanet.net/e-learning/history/sites.htm|accessdate=28 Januari 2014}}</ref> Contoh candi Buddha lainnya adalah [[Ta Prohm]] dan [[Banteay Kdei]]. Seringkali, seni rupa Khmer berhasil mengekspresikan spiritualitas yang kuat melalui ekspresi ilahi yang berseri-seri, meskipun tampilannya sederhana dan bergaris ramping.
 
Mulai abad ke-13 perlahan-lahan aliran [[Therawada]] menyebar dari Sri Lanka menuju Birma, Siam (Thailand), Laos dan akhirnya mencapai Kamboja. Aliran baru ini meraih popularitas di kalangan rakyat jelata, dan menggeser pengaruh ajaran Hindu dan Buddha Mahayana di Kamboja. Kesenian aliran Therawada ini lebih dipengaruhi kesenian Siam Ayutthaya dan Birma. Banyak dari patung Buddha Kamboja ditemukan di Angkor, namun, penjarahan terorganisasi memiliki dampak buruk pada banyak situs di seluruh negeri.<ref>{{cite web|title=Cambodia's Khmer heritage threatened by looting of archeological sites|author=Florence Evin|publisher=Guardian Weekly|date=Selasa, 3 Agustus 2010|ulr=http://www.theguardian.com/world/2010/aug/03/cambodia-khmer-heritage-unesco-angkor|accessdate=3 Februari 2014}}</ref>
 
===Thailand===