Kampung Madras, Medan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
rumah ibadah serta perkantoran pemerintahan
Baris 1:
'''Kampung KelingMadras''' (juga disebut '''Kampung Madras''') adalah nama bagi sebuah kawasan seluas sekitar 10 hektare di [[Kota Medan]], [[Indonesia]] yang pernah mempunyai komunitas [[India-Indonesia|India]] yang besar. Kawasan ini terletak di sekitar kecamatan [[Medan Polonia]] dan [[Medan Petisah]]. Di kawasan ini terdapat kuil-kuil [[Hindu]] yang tertua di Medan, [[Kuil Sri Mariamman]] dan kelenteng terbesar di Medan, [[Vihara Gunung Timur]]. Selain itu, di Kampung KelingMadras juga terdapat Sekolah Khalsa (sekolahPunjabi [[Sikh]];) sekarangyang ''Khalsapernah English School'')berjaya, yang dulu pernah terkenal karena merupakan satu-satunya sekolah dengan pelajaran dalam [[bahasa Inggris]] di Medan, selain Bharathi Indian School yang dikelolah oleh warga Tamil. Warga Tamil Medan masih menjalankan dua buah lembaga pendidikan nasional: 1. Raksana. 2. Dharma Putra.
 
Kawasan tersebut awalnya dipanggil "Patisah", namun kemudian terjadi perubahan nama menjadi "Kampung [[Madras]]" guna mencerminkan tanah asal para warga keturunan India yang berdiam di sana. Nama "Kampung Madras" ternyatasebagai tidakwarga populermasyarakat yang berbudaya dan sebaliknyasantun, mari kita punahkan istilah keling atau "Kampung [[Keling]]" digunakanterhadap warga Tamil atau India pada umumnya di Indonesia, Medan khususnya, karena sebagai orang yang terdidik/terpelajar, kita tahu bahwa tidak ada suku keling di bawah kolong langit ini, warga Indonesia, keturunan India Tamil, berasal dari berbagai wilayah di India, seperti Tamilnadu dan Andra Paradesh, Kerala, Bangalore atau Karnataka, yang kesemuanya adalah keturunan Indian selatan.
 
Meskipun hingga tahun [[1950-an]] kawasan ini masih dihuni oleh warga keturunan India dalam jumlah yang besar, sejak saat itu jumlah tersebut telah berkurang karena keadaan ekonomi yang sulit sehingga membuat mereka harus pindah ke kawasan lain. Kampung KelingMadras kini bahkan lebih banyak dihuni oleh warga keturunanlain [[Tionghoaselain warga Tamil, juga suatu bukti bahwa suku bangsa lain tidak merasa sulit untuk hidup berdampingan dengan orang tamil di kampung Madras, karena suku Tamil memiliki sikap yang santun, menerima, serta mengakomodir semua suku dan agama, sebagai bukti nyata di Kampung Madras dapat kita temukan: 3 Mesjid India, antara lain- Mesjid Gaudhya di Jalan Zainul Arifin/Kalkuta, Mesjid Jamik, the South Indian Mosuque di Jalan Keubn Bunga/Jalan Chetti, dan Mesjid Agung di Jalan Diponegoro, Vihara Gunung Timur di Jalan Hang Tuah, Gereja-gereja antara lain: GPIB, GKI, Babtis Indonesia|Tionghoa]] daripadaPertama, IndiaGKPS, GMI, HKBP, juga dapat terlihat Gurduwara Perbandakhkesemuan ini berlokasi di Kampung Madras, bukti nyata warga tamil menghargai iman serta kepercayaan orang lain. Kuil-kuil hindu di wilayah ini, Shri Mariamman Kuil, Nagerettar Chettian Kuil, juga disebut Subramaniam Kuil, Kaliamman Kuil, merupakan kuil-kuil yang di gagas dan di bangun sejak tahun 1884.
 
Selain tempat Ibadah, Kampung Madras adalah kawasan huni, hampir semua KONJEN ASING, juga perwakilan/ perkantoran Pemprovsu, dll, serta saat ini menjadi kawasa perbankan dan bisnis, semua ini, adalah bukti sejarah yang menyatakan warga tamil bukan warga yang di takuti, di jauhkan, sebaliknya warga yang dapat hidup berdampingan dengan semua orang termasuk bangsa asing lainnya. Kampung Madras adalah miniatur kemajemukan agama, pemerintahan, perwakilan asing, sepertinya tidak ada wilayah lain yang selengkap ini di kota Medan. itu sebabnya warga keturunan India, bangga dengan sebutan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah jauh sebelum saya Pastor Moses Alegesan terpanggil untuk melestarikannya,tahun 2008,dengan mengajak Pemerintah Kota serta Bapak Haji Syamsul Arifin-Gubsu; wilayah ini telah lama di anugerahkan dengan nama "Madras Hulu". Lihat saja Nama Kelurahan di kantor Lurah yang terletak di Jalan Cik Di Tiro/Jalan Bombay.
 
== Referensi ==