Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k KHAWARIJ
Baris 1:
>>>>>>KHAWARIJ<<<<<<<<<<<<
Situ Buleud
Tahulah kalian bahwa Pertama kali ada salah satu sekte yang menyimpang dari ISLAM dan disebut KHAWARIJ (mereka yg keluar)dari syariat dan tuntunan Al-quran dan sunnah,dan kelompok ini kegemarannya adalah suka Mengkafirkan,memusyrikkan,membidahkan serta sibuk akan masalah status keislaman sesama muslim. Pemikiran khawarij pertama kali terjadi pada zaman kekhalifaan Sayyidina Ali bin abi thalib kwa,dan mereka adalah sebagian pemuda yang memiliki semangat keislaman, namun mereka tergesa-gesa menghukumi tanpa melakukan pengkajian yg mendalam.Berikut kami nukilkan "Kisah Khawarij"dari kitab Talbis iblis karya imam Ibnu al jauzi: Sayidina Ali kwa mengirim Abdullah bin abbas untuk berdialog kepada mereka (khawarij)
Ibnu Abbas berkata: “Orang-orang Khawarij memisahkan diri dari Ali kwa berkumpul di satu daerah untuk memberontak kepada khalifah.Ketika itu, jumlah mereka 6000 orang.semenjak Khawarij berkumpul, setiap orang yang mengunjungi Ali kwa berkata mengingatkannya “Wahai Amirul mukminin, orang-orang Khawarij telah berkumpul untuk memerangimu......?
Ali menjawab, “Biarkan saja, aku tidak akan memerangi mereka hingga mereka memerangiku,dan pasti mereka akan melakukannya. Hingga di suatu hari saat masuk waktu zuhur aku menjumpai Ali kwa .
Aku (Ibnu Abbas) berkata, “Wahai Amirul Mukminin, tunggulah cuaca dingin untuk shalat zuhur, sepertinya aku akan mendatangi mereka (Khawarij) berdialog.” Ali kwa berkata, “Wahai Ibnu Abbas, sungguh aku mengkhawatirkanmu!” Ibnu Abbas menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, janganlah kau khawatirkan diriku. Aku bukanlah orang yg berakhlak buruk dan aku tidak pernah menyakiti seorang pun.” Maka Ali pun mengizinkanku.
Ibnu Abbas berkata, “Aku benar2 berada di tengah suatu kaum yg belum pernah kujumpai orang yang sangat bersemangat beribadah seperti mereka. Dahi2 mereka hitam penuh luka bekas sujud, tangan2 mereka kapalan.Wajah2 mereka pucat pasi karena tidak tidur, menghabiskan malam untuk beribadah.”Kuucapkan salam pada mereka. Serempakmereka menyambutku, “Selamat datang, wahai Ibnu Abbas . Apa gerangan yang membawamu kemari?”
Ibnu abbas berkata, “Aku datang pada kalian sebagai perwakilan dari sahabat Muhajirin dan sahabat Anshar, dan juga dari sisi menantu Rasulullah saw (Ali bin Abi thalib kwa), kepada para sahabat Alquran diturunkan dan merekalah orang-orang yang paling mengerti makna Alquran daripada kalian.”Ibnu Abbas mengingatkan tentang kedudukan sahabat Muhajirin dan Anshar dan bagaimana seharusnya prinsip seorang muslim dalam memahami Alquran dan sunnah yaitu mengembalikan kepada pemahaman sahabat yang kepada merekalah Alquran diturunkan, dan merekalah orang yg paling mengerti Alquran dan sunnah. Ibnu abbas juga menegaskan besarnya kedudukan Ali bin Abi Thalib kwa di sisi Allah, Begitu mendengar ucapan Ibnu Abbas yg penuh makna dan merupakan prinsip hidup yang tentunya tidak mereka sukai karena menyelisihi prinsip sesat mereka sebagian Khawarij memberi peringatan, “Jangan sekali-kali kalian berdebat dengan seorang Quraisy( Ibnu Abbas .).
Sesungguhnya Allah swt berfirman:
ﺑَﻞْ ﻫُﻢْ ﻗَﻮْﻡٌ ﺧَﺼِﻤُﻮﻥَ
“Sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58)
Dua atau tiga orang dari mereka (khawarij)berkata, “Biarlah kami yang akan mendebatnya!”.
Ibnu Abbas berkata, “Wahai kaum, beri aku alasan, mengapa kalian membenci menantu Ali kwa beserta sahabat Muhajirin dan Anshar, padahal Alquran diturunkan kepada mereka, dan tidak ada seorang sahabat pun yang bersama kalian.Ali adalah orang yang paling mengerti tentang penafsiran Alquran.”
Khawarij berkata, “Kami punya 3 alasan
Ibnu Abbas berkat:ebutkan 3 alasan kalian.
KHawarij berkata:
“Pertama, sungguh Ali telah menjadikan manusia sebagai hakim (pemutus perkara)dalam urusan
padahal Allah berfirman
“…Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah” (Yusuf: 40)
Hukum manusia tidak ada artinya di hadapan Allah swt Kata mereka.
Ibnu Abbas menanggapi, “Ini alasan kalian yang pertama. Lalu apa lagi?” Khawarij melanjutkan,;
“Kedua, sesungguhnya Ali telah berperang dan membunuh, tapi mengapa tidak mau menawan dan mengambil ghanimah? Kalau mereka (orang-orang yang berperang melawan Ali) itu mukmin tentu tidak halal bagi kita memerangi dan membunuh mereka. Tidak halal pula tawanan-tawanannya.
Ibnu Abbas bertanya lagi, “Lalu apa alasan kalian yang ketiga?” Khawarij berkata: “Ketiga, dia telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya. Kalau dia bukan amirul mukminin karena menghapus sebutan itu berarti dia adalah amirul kafirin (pemimpin orang-orang kafir).
Ibnu Abbas berkata, “Ada alasan selain ini?” Khawarij berkata, “Cukup sudah bagi kami 3 perkara ini!
Bantahan Ibnu Abbas atas dangkalnya pemahaman Khawarij dan Lihatlah, bagaimana Khawarij mudah memvonis kafir, dan memberontak sekalipun kepada khalifah Ali kwa yang penuh keutamaan dan kemuliaan. Alasan-alasan mereka adalah kerancuan yang sangat lemah dan menunjukkan kedangkalan mereka dalam memahami Alquran dan sunnah. Ibnu Abbas mulai menanggapi, “Ucapan kalian bahwa Ali kwa telah menjadikan manusia untuk memutuskan perkara (untukmendamaikan persengketaan antara kaum muslimin ), sebagai jawabannya akan kubacakan ayat yang membatalkan kerancuan kalian. Jika ucapan kalian terbantah, maukah kalian kembali (kepada jalan yang benar)?
Khawarij menjawab, “Ya, tentu kami akan kembali.
Ibnu Abbas berkata: Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah menyerahkan sebagian hukumnya kepada keputusan manusia, seperti dalam menentukan harga kelinci (sebagai tebusan atas kelinci yang dibunuh saat ihram)
Allah berfirma
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya menurut putusan (hukum) dua orang yang adil di antara kamu, sebagai hadyu yang dibawa sampai ke Ka’bah, atau (dendanya) membayar kafarat dengan memberi makan orang-orang miskin, atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya.Allah telah memaafkan apa yang telah lalu
(QS. Al-Maidah: 95)
Demikian pula dalam perkara perempuan dan suaminya yang bersengketa, Allah juga menyerahkan hukumnya kepada (keputusan) manusia untukmendamaikan antara keduanya
Allah berfirman
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-ist.” (QS. An-Nisa: 35)
Demi Allah, jawablah, apakah diutusnya seorang manusia untuk mendamaikan hubungan mereka dan mencegah pertumpahan darah di antara mereka lebih pantas untuk dilakukan, atau hukum manusia perihal darah seekor kelinci dan urusan pernikahan wanita? Menurut kalian manakah yang lebih pantas?mreka katakan, “Inilah (yakni mengutus manusia untuk mendamaikan manusia dari pertumpahan darah) yang lebih pantas.
Ibnu Abbas berkata, “Apakah kalian telah memahami masalah pertama?”
Mereka(khawarij) berkata, “Ya.”
Ibnu Abbas melanjutkan, “Adapun ucapan kalian bahwa Ali kwa telah berperang tapi tidak mau mengambil ghanimahdari yang diperangi dan tidak menjadikan mereka sebagai tawanan, sungguh (dalam alasan kedua ini) kalian telah mencerca ibu kalian (yakni Aisyah).Demi Allah! Kalau kalian katakan bahwa Aisyah bukan ibu kita, kalian telah keluar dari Islam karena mengingkari firman Allah. Demikian pula kalau kalian menjadikan Aisyah sebagai tawanan perang dan menganggapnya halal sebagaimana tawanan lainnya (sebagaimana layaknya orang2 kafir), maka kalian pun keluar dari Islam. Sesungguhnya kalian berada di antara dua kesesatan
Allah berfirman
“Nabi itu lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka.
(QS. Al-Ahzab: 6)
Ibnu Abbas berkata, “Apakah kalian telah memahami masalah ini?
Mereka (khawarij) menjawab, “Ya.”
Ibnu Abbas berkata lagi, “Adapun ucapan kalian bahwasanya Ali telah menghapus sebutan Amirul Mukminin dari dirinya, maka (sebagai jawabannya) aku akan kisahkan kepada kalian tentang seorang yang kalian ridhai, yaitu Rasulullah saw . Ketahuilah, bahwasanya beliau di hari Hudaibiyah (6 H) melakukan shulh (perjanjian damai) dengan orang-orang musyrikin, Abu Sufyan dan Suhail bin Amr. Tahukah kalian apa yang terjadi? Ketika itu Rasulullah bersabda kepada Ali, “Wahai Ali,tulislah perjanjian untuk mereka.” Ali menulis, “Inilah perjanjian antara Muhammad Rasulullah…” Orang-orang musyrik berkata, “Demi Allah!kami tidak tahu kalau engkau rasulullah.Kalau kami mengakui engkau Sebagai Rasullah tentu kami tidak akan memerangimu.
Rasulullah bersabda, “Ya Allah , sungguh engkau mengetahui bahwa aku adalah Rasulullah.Wahai Ali, tulislah ‘Ini adalah tulislah ‘Ini adalah perjanjian antara Muhammad bin Abdilah (Rasulullah memerintahkan Ali untukmenghapus sebutan Rasulullah dalamperjanjian)
Ibnu Abbas berkata, “Demi Allah, sungguh Rasulullah saw lebih mulia dari Ali, meskipun demikian beliau menghapuskan sebutan rasulullah dalam perjanjian Hudaibiyah…” (Apakah dengan perintah Rasul menghapuskan kata rasulullah dalam perjanjian kemudian kalian mengingkari kerasulan beliau? Sebagaimana kalian ingkari keislaman Ali karena menghapus sebutan Amirul Mukminin?)
Ibnu Abbas berkata, “Maka kembalilah dua ribu orang dari mereka, sementara lainnya tetap memberontak (dan berada di atas kesesatan), hingga mereka diperangi dalam sebuah peperangan besar (yakni perang Nahrawan).
 
INILAH BUKTUI DAHSYATNYA FAHAM TAKFIRI
testing percobaan
Adalah sebuah Danau (Situ:sumber air ) yang berada di tengah kota Purwakarta.Situ Buleud juga menjadi salah satu tempat rekreasi di daerah purwakarta. Disebut Situ Buleud karena danau yang luas itu berbentuk bulat (sunda : buleud). Asal-usul Situ Buleud juga berkaitan erat dengan peristiwa perpindahan Ibukota Kabupaten Karawang dari Wanayasa ke Sindangkasih, tepatnya sejalan dengan infrastrukutur kota Purwakarta pada tahap awal.
Pada zaman dahulu Situ Buleud merupakan tempat mandi (berkubang) para Badak yang datang dari daerah Simpeureun dan Cikumpay. Badak-badak itu berkubang mengelilingi danau dan menjadikan danau itu buleud(bundar) selain oleh badak danau itu dijadikan pula tempat minum bagi binatang lainnya yang singgah disana.
Setelah Ibukota Kabupaten Karawang pindah ke Sindangkasih, badak-badak tersebut sedikit demi sedikit berkurang dan Bupati R.A. Suriawinata yang terkenal dengan sebutan Dalem Solawat pendiri kabupaten Purwakarta meratakan rawa-rawa disekitar situ untuk pembuatan Situ Buleud.
Pembangunan Situ Buleud tersebut berlangsung antara tahun 1830 sampai pertengahan tahun 1831. Situ Buleud dibuat dengan beberapa tujuan. Secara garis besar Situ Buleud dibuat dengan dua tujuan dan kegunaan. Pertama, sebagai sumber air bagi kepentingan pemerintah dan masyarakat kota Purwakarta. Air dari situ antara lain digunakan untuk keperluan ibadat dan kegiatan lain di Masjid Agung. Kedua, sebagai fasilitas kota, yaitu sebagai tempat rekreasi. Untuk kepentingan tujuan atau kegunaan kedua, ditengah situ didirikan bangunan tradisional sejenis bangunan gazebo (bangunan tanpa dinding) sebagai tempat istirahat (pasanggrahan) Bupati R.A. Suriawinata.([[Pengguna:Dedenhakim|Dedenhakim]] ([[Pembicaraan Pengguna:Dedenhakim|bicara]]) 5 Februari 2014 14.27 (UTC))