Elly Joenara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Farras (bicara | kontrib)
done
Farras (bicara | kontrib)
Baris 37:
Joenara tampil perdana di film ''[[Pah Wongso Pendekar Boediman]]'', film detektif tahun 1940 yang diproduseri dan disutradarai Jo Eng Sek dari Star Film. Di film ini, ia memerankan Siti, pasangan romantis seorang pria yang diperankan Mohamad Arief.{{sfn|Biran|2009|p=246}} Ia terlibat dalam beberapa film selanjutnya buatan perusahaan ini, beberapa di antaranya adalah ''[[Tjioeng Wanara]]'' (diangkat dari [[Ciung Wanara|legenda Sunda]]), ''[[Lintah Darat]]'', dan ''[[Ajah Berdosa]]''. Pada tahun 1942, ia kabarnya ambil bagian dalam sebuah film besutan Tan Khoen Yauw dari [[Tan's Film]], ''Aladin dengan Lampu Wasiat''.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Aladin}}
 
[[Pendudukan Jepang di Hindia Belanda|Jepang menduduki Hindia Belanda]] pada bulan Maret 1942 dan membubarkan semua studio film kecuali satu di Hindia Belanda. Pembuatan ''Aladin dengan Lampu Wasiat'' dihentikan; film tersebut baru dirilis tahun 1950 setelah era pendudukan dan [[Revolusi Nasional IndonesaiIndonesia|revolusi nasional]].{{sfn|Biran|2009|p=214}} Selama masa pendudukan, Yunara memasuki dunia teater dan berpindah dari satu grup ke grup lain. Ia pernah menjadi bagian dari grup Warnasari, Matahari, dan Jawa Ehai.{{sfn|Biran|1979|p=159}} Pada tahun 1949, setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia, Yunara menikahi produser film [[Djamaluddin Malik]].{{sfn|Apa Siapa|1999|p=154}}
 
Tahun 1950, Djamaluddin mendirikan perusahaan film bernama Persari.{{sfn|Apa Siapa|1999|p=154}} Yunara ambil peran di dua film buatan perusahaan ini: ''Si Mientje'' (1952) dan ''Siapa Ajahku'' (1954). Namun demikian, peran utamanya bersifat manajerial.{{sfn|Apa Siapa|1999|p=175}} Sebagian besar waktunya dihabiskan sebagai ibu rumah tangga.{{sfn|Anwar|2002|p=148}}