Afdeling Paser dan Tanah Bumbu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wendienew (bicara | kontrib)
k beberapa tata bahasa dan ejaan. belum sempurna.
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 40:
* Kepala di Poelau Laoet yang baru dibentuk dijabat oleh Pangeran Abdul Kadir. Kepala di Pulau Batoe Litjin [dan Tjangtoeng?] dijabat oleh Pangeran Syarif Hamid. Kepala Pulau Sampanahan dijabat oleh Pangeran Mangku Gusti Ali. Kepala di Pulau '''Bangkalaan''', Tjingal. Manoenggel dijabat oleh Pangeran Muda Muhammad Arifbillah Aji Samarang putra dari Pangeran Agung Aji Pati. Kepala di Pulau Sabamban yang baru dibentuk dijabat oleh [[Pangeran Syarif Ali Alaydrus]]. '''Bangkalaan''' merupakan pusat dari wilayah ini sejak masih bernama Kerajaan Tanah Bumbu. Pemerintah sipil dibentuk sekitar [[1860]]-[[1863]], pasca dihapuskannya kesultanan Banjar oleh penguasa kolonial Belanda pada [[1860]].
 
Di Kalimantan Tenggara yang secara aktual bagian dari [[Kesultanan Banjar]] menjadi lebih atau lebih semi-independen. Belanda mendaftarkan penguasa lokal tersebut sebagai Raja dan Sultan Bawahan Hindia- Belanda.
 
== Sukubangsa di Kalimantan Tenggara 1930 ==
Baris 81:
{{Indo-sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Hindia- Belanda]]
[[Kategori:Sejarah Kalimantan]]
[[Kategori:Kalimantan Selatan]]