Payangan, Gianyar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
DwiWiratama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
DwiWiratama (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
Sejarah Payangan berhubungan erat dengan kisah perjalanan [[Rsi Markandya]] yang berasal dari tanah [[Jawa]] ke [[Pulau Bali]]. Beliau mendirikan beberapa parahyangan/tempat suci umat [[Hindu]] sebagai tempat pemujaan yang masih dapat dilihat keberadaanya hingga sekarang ini. Di sinilah kemudian muncul kata [[parahyangan]] yang lambat laun berubah ejaan menjadi Payangan. [[Parahyangan]] sendiri memiliki arti tempat bersemayamnya para [[Dewata]].
 
Di kecamatan Payangan ini juga pernah berdiri sebuah kerajaan dengan nama yang sama yaitu Kerajaan Payangan (1735 - 1843). Dimana runtuhnya [[kerajaan ini]] ini disebabkan oleh serangan dari [[Kerajaan Buleleng]] yang kemudian kisah ini tertulis di dalam naskah geguritan uwug payangan yang hingga kini masih tersimpan di [[Gedong Kirtya]] [[Singaraja]].
 
Selain itu di Kecamatan ini juga dapat dijumpai [[Sarkofagus]] yaitu sebuah peti jenazah yang terbuat dari batu padas. yang ditemukan di dua desa yaitu desa [[desa Bukian]] dan di Banjar Marga Tengah, desa [[desa Kerta]].
 
== Desa ==
[[Kecamatan Payangan]] terdiri dari 9 desa yaitu:
# Desa [[Desa Bresela]]
# Desa [[Desa Buahan]]
# Desa [[Desa Buahan Kaja]]
# Desa [[Desa Bukian]]
# Desa [[Desa Kelusa]]
# Desa [[Desa Kerta]]
# Desa [[Desa Melinggih]]
# Desa [[Desa Melinggih Kelod]]
# Desa [[Desa Puhu]]