Suku Bawean: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rotlink (bicara | kontrib)
k fixing dead links
Kalikujan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
'''Suku Bawean''' dimasukkan kedalam sub [[suku Jawa]] menurut sensus BPS tahun 2010.<ref>http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/kewarganegaraan%20penduduk%20indonesia/index.html</ref> Masyarakat [[Melayu]] [[Malaka]] dan [[Malaysia]] lebih mengenal dengan sebutan [[Boyan]] daripada Bawean dan dalam pandangan mereka ''Boyan'' berarti sopir dan tukang kebun (''kephun'' dalam [[bahasa Bawean]]), karena profesi sebagian masyarakat asal Bawean adalah bekerja di kebun atau sebagai sopir. Orang-orang Bawean merupakan satu kelompok kecil dari masyarakat [[Melayu]] yang berasal dari [[Pulau Bawean]] yang terletak di [[Laut Jawa]] antara dua pulau besar yaitu Pulau [[Kalimantan]] di utara dan Pulau [[Jawa]] di selatan. Pulau Bawean terletak sekitar 80 [[mil]] ke arah utara [[Surabaya]], dan masuk kabupaten [[Gresik]].<ref>http://collectie.tropenmuseum.nl/default.aspx?idx=ALL&field=*&search=Bawean</ref> Pulau Bawean terdiri atas dua [[kecamatan]], yaitu kecamatan [[Sangkapura]] dan kecamatan [[Tambak]]. [[Diponggo]] adalah salah satu [[kelurahan]] dari 30 kelurahan di pulau Bawean yang bahasanya berbeda jauh dari desa-desa yang lain. Masyarakat Diponggo berbahasa [[semi]] [[Jawa]], hal mana merupakan warisan dari seorang [[ulama]] wanita yang pernah menetap di desa itu, yaitu [[waliyah]] [[Zainab]], yang masih keturunan [[Sunan]] [[Ampel]].
 
Sulit untuk menentukan waktu yang tepat kedatangan orang-orang Bawean ke [[Malaka]] karena tidak ada bukti dan dokumentasi sejarah mengenai kedatangan mereka.<ref>http://archive.is/20121229042855/baweantourism.wordpress.com/2012/01/16/bawean-archives/%23more-223</ref> Tidak ada catatan resmi mengenai kedatangan mereka di [[Malaka]]. Berbagai pendapat yang dikemukakan tidak bisa menunjukkan waktu yang tepat. Pendapat pertama mengatakan bahwa ada orang yang bernama Tok Ayar datang ke Malaka pada tahun 1819.<ref>http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_1069_2007-06-20.html</ref> Pendapat yang kedua mengatakan bahwa orang Bawean datang pada tahun 1824<ref>http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf</ref>, kira-kira semasa penjajahan [[Inggris]] di Malaka, dalam catatan Pemerintah Koloni Singapore pada tahun 1849 terdapat 763 orang Bawean dan itu terus bertambah jumlahnya <ref>http://www.microsite.nl.sg/PDFs/BiblioAsia/BIBA_0604Jan11.pdf</ref>. Sedangkan dalam catatan Persatuan Bawean Malaysia pada tahun 1891 terdapat 3.161 orang Bawean yang tersebar di Kuala Lumpur, Johor Bharu, Melaka, Seremban dan Ipoh. Pendapat yang ketiga mengatakan orang Bawean sudah ada di Malaka sebelum tahun 1900 dan pada tahun itu sudah banyak orang Bawean di Malaka.
Masyarakat Bawean umumnya tinggal di kota atau daerah yang dekat dengan kota, seperti di [[Kampung Mata Kuching]], [[Klebang Besar]], [[Limbongan]], [[Tengkera]] dan kawasan sekitar [[Rumah Sakit Umum Malaka]]. Jarang ditemui orang Bawean yang tinggal di kawasan-kawasan yang jauh dari kota dan jumlah orang Bawean yang terdapat di [[Malaka]] diperkirakan tidak melebihi seribu orang.